Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Pria Pembenci Hari Minggu

23 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 23 Desember 2018   06:05 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abi Assegaf merintih dalam tidurnya. Ia memimpikan sepotong kenangan.

"Aku menginginkan kalian...kembalilah, Deddy...Arlita."

Mendengar erangan-erangan suaminya, Arlita bergegas meninggalkan balkon kamar. Ia dekati ranjang. Ia belai lembut pipi Abi Assegaf.

"Sayang...bangun. Aku di sini, Sayangku."

Pelan-pelan Abi Assegaf membuka mata. Setelah mengumpulkan nyawa, ia tersadar.

"Hanya mimpi..." gumamnya.

Arlita duduk di pinggir ranjang. "Ada apa, Sayang?"

"Aku bermimpi salah satu kenangan kita di Refrain. Waktu kau masih Katolik dan Deddy masih Buddhis."

"I see. Sudah lewat, Assegaf Sayang. Untuk apa dipikirkan?"

Kegelapan memudar. Langit biru-keemasan. Laut bergelombang. Riak-riaknya memecah pantai. Minggu pagi tiba, cerah dan indah. Tak secerah hati Abi Assegaf.

"Aku benci Hari Minggu..." desah Abi Assegaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun