Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Pria Pembenci Hari Minggu

23 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 23 Desember 2018   06:05 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dimana Sasmita?" tanya pria pemendam cinta Arlita itu setelah meminum obat.

"Masih tidur. Semalam dia mabuk lagi. Tapi anehnya, tadi dia masih bisa shalat Subuh. Absurd tuh sahabat kita." Deddy tertawa hambar.

"Semoga Allah memberinya petunjuk."

Deddy mengangkat bahu. Sulit memberikan petunjuk buat orang keras kepala. Orang yang keliru menjalankan agamanya. Di satu waktu, ia mabuk. Namun, setelahnya masih bisa shalat dengan khusyuk.

"Aku harus pergi. Sebentar lagi puja bakti. Aku juga mengajar Sekolah Minggu Buddhis, kan? Buset, parah anak-anak bandel itu. Susah diajarin agama."

Sejurus kemudian, ia bangkit. Menepuk pundak sahabat Muslimnya, lalu pergi. Pergi, seperti Arlita.

Alasan kedua yang membuat ia makin benci Hari Minggu. Di Hari Minggu, sahabat dan gadisnya tak ada. Di Hari Minggu, jurang perbedaan dengan sahabat dan gadisnya melebar.

Perbedaan keyakinan layaknya dua sisi mata pisau. Di satu sisi, indah dan penuh cinta. Di sisi lain, sangat menyakitkan. Mereka selalu bersama, tapi tak bisa bersatu. Kecuali ada salah satu yang harus mengalah.

Percayalah, Zaki Assegaf sangat menyayangi Deddy dan Arlita. Dia menginginkan Deddy dan Arlita bersamanya di dunia-akhirat. Tapi, mungkinkah...?

**     

"Deddy...Arlita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun