Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Langit Seputih Mutiara] Bekerja dengan Hati

18 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 18 Desember 2018   06:19 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Stop!"

Di luar dugaan, Adica berteriak. Ia meneriaki kakeknya sendiri. Mata di balik kacamata persegi itu melebar. Tak ada, tak ada yang pernah meneriakinya sebelumnya.

Adica tak bisa, sungguh tak bisa mendengar orang yang dicintainya tersakiti. Ia ingin menjaga hati mereka yang ia cintai agar tidak merasakan sakit. Wajah Jadd Hamid memerah.

"Beraninya kau meneriakiku, anak muda! Sekarang juga kau kupecat!"

"Saya tidak takut! Saya tidak masalah dipecat asalkan masih bisa bersama Abi Assegaf! Tanpa radio pun, saya masih tetap kaya! Pecat saja saya, tapi cinta saya pada Abi Assegaf dan Refrain takkan pudar!"

Inilah bedanya Adica dengan staf-staf materialistis itu. Adica tidak pernah mencari keuntungan finansial selama bekerja di radio. Ia bersiaran dengan hati. Dia menikmati, dan tidak menganggapnya sebagai beban.

Abi Assegaf memeluk Adica erat. Sungguh dia menyesali sikap ayahnya. Tak seharusnya sang ayah bersikap sekasar itu pada cucunya sendiri.

Terlihat jelas. Mana yang bekerja dengan hati, mana yang bekerja demi materi. Mereka yang bekerja dengan hati takkan menyingkirkan orang lain demi uang semata.

**     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun