Seorang suster masuk membawa food trolley. Abi Assegaf menerima nampan sarapan darinya. Menu oriental. Bubur congee-bubur nasi ringan dengan topping kacang merah, sayuran, dan daging-ditemani segelas teh krisan. Sama seperti rumah sakit bertaraf internasional lainnya, pasien boleh memilih menu. Pilihannya beragam: menu Indonesia, Barat, dan oriental.
"Pergi kamu dari sini!" bentak John Riantama.
"Saya akan pergi kalau Anda sudah makan." ucap Abi Assegaf.
Setelah berkata begitu, Abi Assegaf mengambil sendok. Disuapinya John Riantama dengan sabar. Ditunggunya saat pria yang terpaut 7 tahun dengannya itu mengunyah dan menelan. Lama sekali John Riantama mengunyah dan menelan makanannya.
Di suapan kelima, John Riantama kesulitan mengunyah. Abi Assegaf lebih dulu mengunyahkan makanan itu sebelum kembali menyuapkannya. Sabar, sabar sekali Abi Assegaf menyuapi orang yang terus menghinanya.
"Sebenarnya saya benci dirawat olehmu! Kamu hanya perusak! Kamu merusak adik saya!"
Abi Assegaf mendengarkan, mendengarkan hinaan-hinaan untuknya. John Riantama mengatainya perusak, pembuat pencitraan, dan penipu. Masih saja Abi Assegaf disalahkan karena membuat Deddy keluar dari agama lamanya. Kesalahan yang dituduhkan serasa tak termaafkan.
"Abi terlalu baik...seharusnya Abi tak usah memaafkan dia." komentar Silvi tajam.
Revan menyentil hidung adiknya. "Abi itu pemaaf, Silvi. Memangnya kamu? Yang susah lupa dan sulit memaafkan?"
Sulit, sulit bagi Abi Assegaf untuk tidak peduli. Konglomerat ini sakit dan tak ada yang peduli padanya. Abi Assegaf sangat kasihan. Kasih yang mendorongnya menyuapi John Riantama sambil mendengarkan hinaan-hinaannya. Bila dia harus melakukannya tiap pagi, dia tak keberatan.
Lembut dan sabar sekali Abi Assegaf menyuapi John Riantama. Seraya mengunyah sarapannya, John Riantama mengungkapkan hate speech pada pria baik hati itu.