Mengisi aku di sendiriku
Seperti tinta biru
Yang takkan terhapus di hatiku (Isyana Sarasvati-Kuterimakan).
Gelembung air mata pecah di pipi Silvi. Ia terisak, permainan biolanya sedikit kacau. Kristal-kristal bening jatuh membasahi gaun baby blue-nya.
Tepat pada saat itu, Abi Assegaf melihatnya. Ya, pria itu pun akhirnya menyadari kehadiran Silvi. Ia mempercepat langkah. Menghampiri teman baik anak-anaknya.
"Silvi," Abi Assegaf memanggil lembut namanya.
Wangi Calvin Klein membelai hidung. Silvi berbalik, lalu detik berikutnya dia rasakan pelukan hangat Abi Assegaf.
"Kamu menangis. Ada masalah? Mau cerita sama Abi?" tawarnya, lembut sekali.
Silvi tergugu. "Andai saja Abi Assegaf ayahku. Saya peluk Abi Assegaf seperti memeluk ayah kandung saya sendiri."
"Anggap Abi ini ayahmu, Nak. Tidak apa-apa...tidak apa-apa."
Hangat, hangat yang amat dirindukan mengalir ke hatinya. Silvi tak pernah kenal sosok ayah yang baik. Johanis Tendean jauh dari kata baik semasa hidup. Punya jabatan tinggi di perusahaan, namun akhlak tak setinggi jabatannya. Ia tipe ayah yang kasar, pilih kasih, dan konservatif. Johanis Tendean hanya menyayangi Revan hingga hari kematiannya.