Ku cinta padamu
Percaya aku takkan kemana-mana
Aku kan selalu ada
Temani hingga hari tua
Percaya aku takkan kemana-mana
Setia akan kujaga
Kita teman bahagia (Jaz-Teman Bahagia).
Nuansa biru-keperakan mendominasi ballroom hotel. Meja-meja berlapis kain putih berbaris rapi. Panggung ukuran sedang berdiri anggun di tengah ruangan. Di atas panggung itulah terlihat dua pemuda tampan orientalis berduet dengan piano dan biola. Katakanlah lagu yang mereka bawakan untuk menyambut para tamu undangan.
Dua anak pengusaha, dua pemuda tampan dan berbakat. Duet mereka begitu memikat. Abi Assegaf menatap salah satu pemuda di antaranya lekat-lekat. Bangga menyejukkan hati, membuat bahagia.
Bukan hanya mentari. Bulan, bintang, dan langit pun tahu Abi Assegaf menyayangi Adica. Bila tak cinta, mana mungkin Abi Assegaf mengadakan gala dinner hanya untuk memperkenalkan Adica pada relasi bisnisnya?
Bisik-bisik kagum menyeruak. Puluhan pasang mata menatap penuh ketertarikan. Tanda tanya bergulir. Mengapa bisa anak angkat Michael Wirawan bergabung di keluarga Assegaf? Mana bisa, dua kata itu memantul pelan di dinding ballroom. Mungkin gerombolan kapitalis itu lupa. Allah membuat segala yang tak bisa menjadi bisa.