Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Tulang Rusuk Malaikat] Gala Dinner

7 November 2018   06:00 Diperbarui: 7 November 2018   06:04 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Calvin terburu bangkit dari sofa. MacBook di pangkuannya nyaris jatuh. Ia punguti robekan-robekan kartu undangan. Sama seperti sang Papa, hatinya pedih. Namun, harus bagaimana lagi?

Bagaimana cara Abi Assegaf tetap bersiaran dengan all out sekalipun kondisinya kurang baik sungguh mengagumkan Deddy. Ia bertekad akan belajar lebih banyak lagi dari teman lamanya ini. Tanpa diminta, Deddy terus menemani. Pagi tadi dia berjanji pada Sasmita dan dirinya sendiri untuk terus menemani Abi Assegaf sepanjang sisa hari itu.

Bukan Kuliah Subuh, bukan Harmoni Pagi. Abi Assegaf menantang dirinya sendiri dengan membawakan program berbeda: Musik Pelepas Lelah. Program yang lebih ekspresif dan dinamis. Dengan sabar, ditanggapinya para pendengar yang request. Mengesankan ketika pemimpin perusahaan sibuk melayani permintaan lagu dari para pendengar.

"Pendengar pasti senang dilayani Abi," komentar Adica. Disambuti anggukan Arlita dan Syifa.

"Abimu itu orang baik. Suka menyenangkan hati orang. Bersiaran salah satu buktinya." Arlita memuji, tersenyum penuh arti.

Angin berbisik-bisik menyejukkan balkon tinggi. Deburan ombak menghempas. Cerahnya siang itu senada dengan suasana hati mereka.

"Ummi, Adica, ayo kita turun. Mereka sudah datang." kata Syifa tetiba, beranjak bangkit lalu menggamit tangan dua orang tercintanya.

Waktu bersantai sudah lewat. Saatnya bersiap-siap untuk acara besar nanti malam.

**     


Mentari pun tahu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun