"Kamu dan Mama adalah wanita tercantik...tak bisa dibandingkan."
Malaikat tampan bermata sipit memeluk putri cantik. Lengan mereka saling melingkar, menyalurkan kehangatan. Mereka terlarut dalam kehangatan hingga terlupa.
Bunyi tepuk tangan memburai kebersamaan. Revan berdiri di depan pintu kamar. Jas Bottega Venetta biru tersampir di lengannya. Refleks Calvin dan Silvi melepaskan diri.
"Bagus ya, kakaknya baru pulih dari kecelakaan...adiknya malah mesra-mesraan sama calon suaminya." komentar Revan.
Calvin tertawa. Silvi tersenyum malu, lalu membantu Revan memakai jasnya. Pria blonde itu senang juga dipakaikan jas oleh sang adik.
"Mau banget kupakaikan jas?" seloroh Silvi.
"Mau dong. Kamu kan adikku."
"Makanya, jangan jomblo terus. Cepetan cari pasangan. Biar nanti ada yang bantuin pakai jas."
Suasana kamar tamu hangat oleh canda. Dua pemuda dan satu gadis beda etnis itu lekat dalam kebersamaan, walau terlahir berbeda.
** Â Â Â