Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Tulang Rusuk Malaikat] Pria Penyayang itu Butuh Teduhnya Wanita

2 November 2018   06:00 Diperbarui: 2 November 2018   06:01 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisakah kau hidup

Tanpa teduhnya wanita

Yang di setiap sujudnya terbisik namamu

Dia cerminan sisi terbaikmu

Lindungi hatinya

Sekalipun di dalam amarah (Raisa-Teduhnya Wanita ost Ayat-Ayat Cinta 2).

**   

Adica memainkan biola di tangga gedung Refrain Radio. Violin Concerto in D Major gubahan Mozart coba ia mainkan. Durasi siaran telah usai. Kini saatnya Abi Assegaf bersiaran.

Menit-menit bergulir menjadi jam. Tenggelam dalam permainan biolanya, tetiba Adica dikagetkan bunyi gaduh di jalan depan studio. Suara benturan logam beradu dengan aspal, disusul teriak kesakitan. Adica berlari ke jalan. Pemandangan di depannya sungguh mengagetkan.

"Revan...?" desisnya tak percaya.

Pria Manado Borgo bermata biru itu ditabrak mobil. Luka-luka tertoreh di tubuhnya. Darah berceceran menodai rambut pirangnya. Orang-orang menyemut, mencoba memberi bantuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun