Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | [Tulang Rusuk Malaikat] Melawan Diri Sendiri

1 November 2018   06:00 Diperbarui: 1 November 2018   08:54 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

**     

Abi Assegaf setengah berlari memasuki ruang tamu berbentuk oval lengkap dengan perabotan mewah. Pria itu lupa melepas sepatunya saat menginjak karpet tebal. Seorang asisten rumah tangga yang tengah membersihkan lukisan-lukisan mahal dikagetkan dengan kedatangan tuannya.

"Dimana Adica?" tanya Abi Assegaf cepat.

"Di balkon, Tuan."

Tanpa kata lagi, Abi Assegaf naik ke balkon. Didapatinya pemuda tampan itu tertidur di sofa hitam berbentuk dadu. Adica tertidur sambil memeluk biola.

"Adica anakku...bangun, Sayang. Abi temani kamu ke makam Michael." Abi Assegaf lembut membangunkan.

Adica terbangun. Sadar dimana posisinya dan siapa yang membangunkan, ia minta maaf. Rupanya ia tertidur setelah jam minum obat. Abi Assegaf mengerti.

Dengan lembut, Abi Assegaf memapah Adica ke mobil. Anak lelakinya itu masih merasakan sakit. Biola itu pun dibawanya. Adica dan biola tak dapat dipisahkan, sama seperti Calvin dengan pianonya.

Mereka tiba di makam Michael Wirawan selang satu jam. Air disiramkan. Bunga-bunga ditaburkan. Adica dan Abi Assegaf berdoa dengan khusyuk. Bergetar hati Abi Assegaf ketika Adica membaca Yasin untuk Michael Wirawan.

Beruntungnya Michael Wirawan, pikir Abi Assegaf. Ia memiliki anak yang baik, tampan, pintar, berbakat, dan sayang pada orang tua. Tanpa bisa menahan diri, Abi Assegaf melontarkan tanya.

"Anakku, jika Abi meninggal, apa kau akan terus mendoakan Abi seperti kaudoakan Michael?"

**     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun