Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | [Tulang Rusuk Malaikat] Melawan Diri Sendiri

1 November 2018   06:00 Diperbarui: 1 November 2018   08:54 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuan Effendi membuang muka. Diam-diam Calvin menyesali sikap Papanya. Tak menyukai orang lain adalah hak. Namun, bukan tindakan bijak bila rasa itu diperlihatkan.

Tak lama, Abi Assegaf pamit. Dua kotak kue dan parsel buah-buahan yang tersusun cantik dia tinggalkan di atas meja.

Diiringi desahan tertahan, Tuan Effendi menjatuhkan diri ke sofa. Dibukanya parsel buah. Dikupasnya buah apel dan anggur.

"Aku mau apelnya, Pa." pinta Calvin.

Betapa herannya Calvin melihat sang Papa menggeleng. Ia malah memakan buah-buahan itu sendirian.

"Nanti Papa bawakan parsel buah yang lebih mahal untukmu. Kamu tidak boleh menyentuh apa pun pemberian Zaki Assegaf."

"Tapi kenapa, Pa?"

"My Dear Calvin, kamu sayang sama Papa, kan? Turutilah kalau begitu."

Sentimen sekali. Ini bukan Papanya. Tuan Effendi tak begitu.

"Pa, apa Papa pernah mengajarkan sikap sentimental padaku?"

Mendengar itu, Tuan Effendi tersedak potongan apelnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun