Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Tulang Rusuk Malaikat] Ayah Berhati Lembut itu Menangis

26 Oktober 2018   06:00 Diperbarui: 26 Oktober 2018   06:26 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah suara dingin menahannya. Refleks Abi Assegaf memutar tubuh.

"Hanya ingin menemui anakmu, Effendi. Sudahlah, jangan terlalu formal begitu."

Tuan Effendi mengangkat dagu dengan angkuh. "Calvin sudah tidur. Jangan ganggu dia."

"Aku tidak terganggu, Pa."

Pintu mengayun terbuka. Calvin berdiri tegap di ambangnya. Wajahnya pucat, namun tersimpan gurat antusiasme ingin menemui sang tamu.

"My Dear Calvin? Kembalilah tidur, Sayang. Biar cepat sehat."

Calvin menggeleng. Pelan ia hampiri Abi Assegaf dengan satu tangan menenteng tiang infus. Dipeluknya pria paruh baya berjas dark blue itu. Lama bersahabat dengan orang Turki semacam Revan, Calvin sudah biasa memberi pelukan sesama pria khas Timur Tengah.

"Assalamualaikum, Abi. Abi kemana saja? Lama tidak ke sini..." sapa Calvin hangat.

"Waalaikumsalam, Calvin. Ah, harusnya saya duluan yang kasih salam. Belakangan ini saya sibuk. Saya ingin bicara denganmu...tidak keberatan?"

"Tidaklah, Abi. Ada apa memangnya?"

Keakraban Calvin dan Abi Assegaf sukses menerbitkan raut wajah kusut Tuan Effendi. Namun ia tak bisa apa-apa. Ia perhatikan saja anak tunggalnya berbincang dengan Abi Assegaf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun