Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Tulang Rusuk Malaikat] Sujud Cinta Para Malaikat

22 Oktober 2018   06:00 Diperbarui: 22 Oktober 2018   06:23 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sekarang, minum obatnya ya? Pelan-pelan..." kata Revan lembut.

Pria tampan berambut pirang yang berulang kali mengalami kegagalan asmara itu membantu Calvin minum obat. Jika ada tes untuk keluarga pasien, orang tua warga difabel, dan pendamping surviver kanker, Revan pastilah peraih nilai tertinggi. Sabarnya luar biasa. Tak pernah mengeluh sedikit pun. Kesabaran dan kasih terpancar tulus di mata birunya.

Baru saja Calvin meminum obatnya, pintu ruang VIP berdebam terbuka. Tuan Effendi berlari masuk. Kancing jasnya berlepasan. Rambutnya berantakan. Dengan nafas terengah, ia mengerem larinya di depan ranjang Calvin dan berujar.

"My Dear Calvin, sudah ada titik terang siapa adikmu."

**    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun