Dokter Tian dan Abi Assegaf berhadapan. Visite terakhir hari itu. Namun, Dokter Tian menyempatkan diri bicara dengan keluarga pasien di luar jam kerjanya.
"Pak Zaki...?" Ia memulai, tapi cepat dipotong Abi Assegaf.
"Panggil saya Assegaf. Saya tak suka dipanggil dengan nama depan."
"Ok, baik. Pak Assegaf, Anda tahu tindakan medis apa yang harus dijalani aka Anda?"
Abi Assegaf mengangguk. "Kemoterapi, kan? Saya sudah tahu semuanya."
"Bagus. Pak Assegaf, Anda yakin mau merawat dan mendampingi putra Anda?"
"Seratus persen yakin. Dokter meragukan saya?"
"Bukan...bukan begitu. Hanya saja, merawat pasien kemoterapi perlu perhatian khusus. Tingkat keparahan efek samping tergantung mode pengobatan dan kondisi tubuh pasien. Anda harus siap menghadapi jika anak Anda mengalami efek samping yang parah. Separuh pasien kemoterapi mengalami mual dan muntah. Efek lainnya adalah Anorexia atau hilangnya selera makan. Lalu..."
Penjelasan mengalir lancar. Abi Assegaf mendengarkan dengan penuh perhatian. Tak satu pun detail terlewatkan.
"Anda juga harus hati-hati 48 jam pertama setelah kemoterapi."
"Hati-hati kenapa, Dokter?"