"Aku sering mendengar suaramu di Refrain Radio, kau penyiar kesayangan Abi." Syifa bergumam pelan, memainkan jemarinya.
"Iya. Mungkin Abimu sudah cerita."
" Abiku Abimu juga. Abi kita semua."
Kembali keduanya saling tatap. Desiran di hati Syifa tak hilang juga. Pemuda berwajah pucat namun tampan di sisinya ini, membuatnya nyaman. Wajah pucat, mata sipit, dan pembawaannya, mengapa sangat mirip Calvin?
"Kamu sudah sembuh...Adica?" Syifa ragu-ragu menyebut nama pemuda itu.
"Menurutmu?"
"Belum. Kamu masih pucat."
"Dari mana kamu tahu kalau aku sakit?"
"Dari Abi."
"Harusnya hari ini aku ambil hasil tes lab. Tapi..."
"Tapi kenapa? Kau takut? Kau takut sakit kanker darah seperti Calvin, teman baikku?"