Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Tulang Rusuk Malaikat] Pertemuan Menggetarkan

16 Oktober 2018   06:00 Diperbarui: 16 Oktober 2018   06:28 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.silencity.com/

Sudilah kau temani diriku

Sudilah kautemani diriku

Sudilah kau menjadi istriku (Payung Teduh-Akad).

Pertemuan menggetarkan. Debur-debur cinta menggetarkan dada Abi Assegaf. Abi Assegaf tersenyum, lesung pipinya terlihat menawan. Wajah Arlita bersemu, buru-buru ia berpaling. Gengsi memperlihatkan rona di hadapan mantan suaminya.

"Ummi..." desah Syifa dari kejauhan, menggigiti kuku jarinya gemas.

Tahu diri, Adica mundur menjauh. Ia melangkah mundur begitu cepat, sampai-sampai tak menyadari ada gadis cantik di belakangnya. Nyaris saja Adica dan Syifa bertabrakan. Skenario Tuhan begitu cantik. Keduanya bertemu pandang. Adica Wirawan dan Asyifa Assegaf bertemu, untuk kali pertama.

Getar-getar cinta menebar di sepanjang ballroom. Calvin dapat merasakannya. Dua pertemuan menggetarkan. Walaupun tak kenal Abi Assegaf, Arlita, dan Adica, Calvin mampu memahami gelora rasa di hati mereka. Rasa yang sama, setiap kali ia berada di dekat Silvi.

"Wow...pestanya belum mulai, tapi sudah terasa penuh cinta ya." goda Revan.

"Jangan-jangan pestanya berubah jadi akad nikah." Silvi menyahuti, tersenyum geli.

Kembali ke Abi Assegaf, pria yang tak lagi muda itu gugup luar biasa. Ini bukan pesta ulang tahun biasa. Sengaja ia siapkan pesta mewah demi Syifa dan rencana pertemuan.

"Arlita...aku masih menyayangimu. Aku juga sangat menyayangi putri kita. Maukah kau kembali padaku?" tanya Abi Assegaf, berlutut di depan Kirana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun