Sudilah kau temani diriku
Sudilah kautemani diriku
Sudilah kau menjadi istriku (Payung Teduh-Akad).
Pertemuan menggetarkan. Debur-debur cinta menggetarkan dada Abi Assegaf. Abi Assegaf tersenyum, lesung pipinya terlihat menawan. Wajah Arlita bersemu, buru-buru ia berpaling. Gengsi memperlihatkan rona di hadapan mantan suaminya.
"Ummi..." desah Syifa dari kejauhan, menggigiti kuku jarinya gemas.
Tahu diri, Adica mundur menjauh. Ia melangkah mundur begitu cepat, sampai-sampai tak menyadari ada gadis cantik di belakangnya. Nyaris saja Adica dan Syifa bertabrakan. Skenario Tuhan begitu cantik. Keduanya bertemu pandang. Adica Wirawan dan Asyifa Assegaf bertemu, untuk kali pertama.
Getar-getar cinta menebar di sepanjang ballroom. Calvin dapat merasakannya. Dua pertemuan menggetarkan. Walaupun tak kenal Abi Assegaf, Arlita, dan Adica, Calvin mampu memahami gelora rasa di hati mereka. Rasa yang sama, setiap kali ia berada di dekat Silvi.
"Wow...pestanya belum mulai, tapi sudah terasa penuh cinta ya." goda Revan.
"Jangan-jangan pestanya berubah jadi akad nikah." Silvi menyahuti, tersenyum geli.
Kembali ke Abi Assegaf, pria yang tak lagi muda itu gugup luar biasa. Ini bukan pesta ulang tahun biasa. Sengaja ia siapkan pesta mewah demi Syifa dan rencana pertemuan.
"Arlita...aku masih menyayangimu. Aku juga sangat menyayangi putri kita. Maukah kau kembali padaku?" tanya Abi Assegaf, berlutut di depan Kirana.