"Aku tidak memintamu mengantar dan menjemputku tiap hari." timpal Calisa datar.
Revan tersenyum pengertian. "Iya, aku juga tidak keberatan kok. Kulakukan ini agar kau mau berubah."
"Berubah apa? Berubah hati dari Calvin ke dirimu?"
Tak ada jawaban. Justru iPhone Calisa yang berbunyi. FaceTime, bisik hatinya gembira.
"Pasti dari Calvin ya?" tebak Revan sigap.
Calisa cepat-cepat menjauhi Revan. Tak sabar melihat wajah pria yang dirindukannya.
"Calvin..." sapa Calisa.
"Bagaimana kondisimu sekarang?"
Ditatapnya layar. Wajah Calvin masih pucat, namun tetap tampan. Pria berkacamata itu tersenyum. Menampilkan dirinya baik-baik saja.
"Lebih baik, Calisa."
"Kau yakin? Kapan kau pulang ke Indonesia?"