Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Selingkuh Hati Malaikat Tampan] Rumahmu Jauh

20 September 2018   06:00 Diperbarui: 20 September 2018   06:15 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sesekali kau harus rasakan kencan sederhana, Silvi. Tanpa mobil. Mungkin lebih romantis."

"Kalau aku mati kecelakaan, kau harus berani jelaskan pada suamiku."

"Tenang saja. Palingan nanti malaikatmu ikut mati juga karena sakit dan kesedihan."

Kian cepat sepeda meluncur. Silvi berpegangan erat, ekspresi wajahnya ketakutan. Adica sangat puas melihatnya. Sudah lama dia tak begini. Lama tak ada lagi wanita yang bergantung padanya, mencari perlindungan darinya. Semuanya berubah sejak istrinya meninggal.

Denting gerimis berubah menjadi rinai hujan. Di bawah derasnya hujan, mereka sangat menikmati momen manis itu. Adica benar. Dating sederhana, tanpa mobil dan kemewahan. Tak kalah berkesan.

Seperti anak kecil, Adica dan Silvi bermain hujan-hujanan. Makan roti bakar Thailand di bawah hujan. Merekam tiap momen dengan excited. Ini hanyalah awal, sebelum memulai yang sebenarnya.

Entah apa kata orang-orang di sekitar mereka. Mungkin mereka disangka childish. Biarlah, biarlah orang melabeli. Siapa peduli?

"Hmmm, apa reaksi malaikatmu ya, kalau dia lihat kita begini?" Adica bertanya-tanya, satu tangannya mengusap lelehan selai di sudut bibir Silvi.

**    

Rush biru gelap itu menepi di depan rumah kecil bercat hijau toska. Revan dan Calisa turun dari mobil. Terlihat Calisa menyibukkan diri membuka pagar.

"Serius...rumahmu jauh sekali, Calisa." komentar Revan. Tubuhnya lelah, tapi hatinya senang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun