Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nak, Pulanglah Saat Papa Masih Bernafas

5 Juni 2018   05:47 Diperbarui: 5 Juni 2018   08:23 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pintu pagar terbuka keras. Sesosok pria rupawan berjas hitam berlari memasuki rumah. Terperangah melihat percikan darah di lantai dan tubuh yang terlentang. Cepat diangkatnya tubuh itu, Diusapnya cairan merah yang menetes. Pandangannya tertuju pada sebentuk kunci mobil yang tergeletak di meja. Benda penyelamat itu ia ambil, lalu ia berlari secepat-cepatnya ke garasi.

Allah menyayangi Dokter Tian. Di saat yang tepat, Ia kirimkan malaikat tampan bermata sipit. Malaikat dalam sosok Calvin itulah yang akan menemani dan merawatnya di hari-hari terakhir.

"Dokter Tian, bertahanlah. Anda akan baik-baik saja. Mulai sekarang, sayalah yang akan merawat Anda." bisik Calvin penuh harap seraya mengemudikan mobil.

"Anggaplah saya Albert Ansori Hartman kalau Anda mau. Saya tidak sesempurna Albert, saya hanya orang biasa. Tapi saya punya kasih yang bisa diberikan semampu saya untuk Anda."

Bukan, Calvin Wan bukanlah orang biasa. Ia berikan kasih, waktu, dan materinya untuk seorang dokter yang telah dianggapnya ayah kedua.

**       

https://www.youtube.com/watch?v=9E_hMUlX5Lk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun