Ingin pergi tapi tak bisa
Hatiku masih milikmu
Hatiku masih milikmu (Bunga Citra Lestari-Jera Hatiku Masih Milikmu).
Menyanyikan lagu itu, memainkannya dengan piano, ternyata mengirimkan rasa sakit luar biasa. Tak hanya di hatinya, tetapi juga di dada sebelah kirinya. Sakit, sakit sekali. Amarah ini, kecewa ini, hanya tertahan di dalam jiwa lantaran kebesaran cinta.
"Adica, jangan bawakan lagu itu lagi." pinta Calvin.
"Apa salahnya?"
"Lagu itu mengingatkanmu pada kesalahpahaman antara dirimu, Syifa, dan aku."
Seraut wajah rupawan itu sedikit tertunduk. Masih layakkah ini disebut salah paham? Entah, Adica sulit mempercayai penjelasan Calvin. Ia lebih mempercayai apa yang dilihatnya.
"Kamu pasti ada masalah lain. Tell me, please. Apa aku ini kakak yang gagal? Sampai-sampai kamu tak mau cerita?" desak Calvin.
"Bukan begitu, Calvin. Kamu kakak terbaik. Kakak yang sempurna. Tapi...ini demi menjaga nama baik staf-stafmu." Dalam keadaan begitu pun, Adica masih mempunyai kesan baik tentang Calvin.
"Firasatku benar. Pasti berkaitan dengan perusahaan. Ada apa, Adica? Ceritakanlah."