Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Spesial] Mata Pengganti, Pembuka Hati, Gaun dan Jas Hitam Bersatu

22 Februari 2018   05:53 Diperbarui: 22 Februari 2018   05:53 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata ada benda lain tergeletak di meja. Kotak berukuran agak besar yang setengah terbuka tutupnya. Di dalamnya terdapat mangkuk berisi makanan yang belum habis, gelas berisi air putih, dan sendok kecil. Calvin terlihat enggan menyentuh kotak itu.

"Calvin Sayang...oh tidak, jangan bilang itu..."

"Ya, harusnya aku habiskan. Dan aku tak boleh minum banyak-banyak. Bolos hemodialisa lagi." Calvin menyela, tersenyum kecil. Tak peduli pada sakit di ginjal sebelah kanannya.

"Habiskan, Calvin. Please..."

Demi Silvi, Calvin menurut. Rasa mual naik ke perutnya. Ia muntah. Beruntung semua orang di ruangan itu terlalu sibuk dengan aktivitasnya hingga tak ada yang memperhatikan. Silvi resah, pelan-pelan membersihkan meja.

"Sorry..." ujar Calvin.

"Aku ingin menemanimu, tapi malah merepotkanmu."

"No worries." tukas Silvi buru-buru.

Bersandar ke kursinya, Calvin melanjutkan menulis. Langsung mempostingnya begitu artikel selesai. Musik terus terdengar mellow menemani saat-saat indah di antara mereka.

"Sudah setahun kamu sakit ginjal. Aku tak tega melihatmu begini, Calvin. What can I do for you?" Silvi bertanya lembut. Memegang tangan Calvin, membelainya.

"Aku masih bisa mengatasi sendiri. Tapi aku khawatir..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun