Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Akankah Kau Melupakanku?

17 Januari 2018   05:56 Diperbarui: 17 Januari 2018   06:00 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagaimana kalau ia meminta-minta di pintu gerbang gereja, lalu masuk gereja, dan menanggalkan jilbabnya?"

Calvin membacakan Ayat-Ayat Cinta 2 untuk Silvi. Sebuah kisah indah yang ia bacakan menjadi dua kali lipat lebih indah. Gadis cantik berdarah Sunda-Inggris itu terhanyut mendengar Calvin bercerita. Ia senang, senang sekali mendengarnya. Calvin layaknya Prince Charming yang bercerita untuk Princess yang kesepian.

Ayunan biru itu bergerak ke depan dan ke belakang. Pelan saja. Ini posisi favorit mereka di taman belakang kediaman Tuan Halim. Duduk bersisian di ayunan, menikmati indahnya malam bertabur bintang. Malam ini jauh lebih dingin dari biasa. Namun, Calvin dan Silvi justru merasakan kehangatan. Hangatnya kasih saat mereka bersama.

"Wow...nice. Thanks, Calvin." desah Silvi kagum.

"You're wellcome." balas Calvin, tersenyum menawan.

Sejurus kemudian Silvi merapatkan tubuhnya ke tubuh Calvin. Memutus jarak di antara mereka berdua. Hatinya bergetar hebat. Beginilah rasanya berada di dekat orang yang dicintai. Seluruh partikel dalam aliran darahnya berdesir-desir.

"Silvi, kamu kedinginan?" tanya Calvin lembut.

"Oh, aku...aku..."

Lidahnya gagal berkompromi. Bukannya menjawab dengan jelas, Silvi malah tergagap. Tanpa diminta, Calvin melepas blazernya. Lembut memakaikan blazer itu di tubuh Silvi.

Hati Silvi berdesir makin kencang. Ya Allah, apa yang baru saja Calvin lakukan? Kedua mata birunya mengerjap. Seperti ingin menghamburkan air mata.

"Hei...are you allright? Mau kubuatkan teh hangat?" Calvin makin melembutkan nada suaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun