Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kelopak Bunga yang Belum Mekar (3)

14 Januari 2018   06:42 Diperbarui: 14 Januari 2018   10:10 1316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: pbs.twimg.com

Rossie menatap Calvin tajam. Mencurigai adanya maksud lain dalam sorot mata dan ucapan lembutnya.

"Kamu memang sakit atau pura-pura saja? Hari ini, kamu tetap produktif menulis artikel. Tulisanmu tentang perubahan algoritme newsfeed di Facebook itu..."

"Aku menulis untuk melawan rasa sakit, Rossie." sela Calvin sabar.

Rossie mengangkat alisnya. Membelalakkan mata, lalu melepas kasar pelukan Calvin.

"Memangnya aku percaya? Tidak! Pasti kamu hanya pura-pura sakit! Awas kamu, kuadukan pada Adica!"

Diperlakukan begitu kasar, Calvin tetap tersenyum. Tenang, sabar, lembut. Sama sekali tidak marah. Rossie tak tahu jika suami super tampannya benar-benar sakit.

"Rossie, kamu sudah shalat?" Calvin bertanya sehalus mungkin, satu tangannya membelai lembut rambut panjang wanita kelahiran 3 Juli itu.

"Buat apa mengingatkanku shalat? Tentu aku selalu melakukannya tepat waktu! Memangnya aku ini Muslim yang setengah-setengah?" balas Rossie ketus.

Kontras sekali. Ketika Reinhard yang mengingatkannya untuk shalat, Rossie menjawabnya dengan cara positif. Sedangkan saat suaminya sendiri yang mengingatkan, justru dibalas dengan dingin olehnya.

"Tunggu aku di sini. Aku ingin bicara denganmu." Rossie berkata tegas.

"Iya, Rossie. Aku menunggumu." Calvin mengenyakkan tubuh di sofa, mengawasi sosok cantik dan semampai wanitanya menghilang di kaki tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun