Speechless, Silvi terpana melihat senyuman seindah itu. Blogger super tampan dan mantan penyanyi cilik itu sukses membuat aliran darahnya mengalir deras. Mengapa bila memikirkan Calvin, hatinya selalu bergetar? Mengapa ia tergerak memilih nama Calvin Wan dalam list undangan terbatas itu?
"Calvin, aku...aku tidak tahu mengapa memilihmu. Keluargaku demokratis. Meski ini acaranya Sarah, tapi aku dan Clara boleh mengundang orang-orang yang kami anggap spesial. Saat mereka tanya siapa yang ingin kuundang, aku jawab aku ingin mengundangmu. Hatiku bergerak, bergetar, dan membisikkan namamu." Silvi mengungkapkan perasaannya.
Membelai lembut rambut Silvi, Calvin berkata. "Terima kasih, suatu kehormatan. Tetapi, selama tanggal dan tempatnya belum pasti, aku berani berjanji."
"Ok. Kuharap kamu bisa datang. Aku benar-benar menginginkan dirimu saat pesta pernikahan itu, Calvin."
Mata biru Silvi bertemu mata sipit Calvin. Genggaman tangan mereka bertambah erat. Lalu tiba-tiba...lift berguncang hebat. Detik berikutnya, diam. Diam tak bergerak. Hati Silvi bersorak kegirangan. Harapannya terkabul. Liftnya macet. Ia terjebak di lift berdua dengan Calvin.
** Â Â Â
https://www.youtube.com/watch?v=WBFDzjypi5o
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H