Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Darah dari Luka Itu

10 Januari 2018   06:04 Diperbarui: 10 Januari 2018   08:10 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Silvi mengangkat dagunya dengan angkuh. "Baru sekarang kaupikirkan Syahrena ya! Lalu, kemana saja pikiranmu itu saat kaulayangkan gugatan cerai padaku? Kemana pikiranmu? Kemana hatimu, Calvin Wan?!"

Benteng pertahanan Silvi runtuh. Sekejap kemudian ia meneriaki Calvin. Menyalahkannya, melemparkan kata-kata tajam, menyakiti Calvin sekuat-kuatnya. Bertekad ingin membuat Calvin sesakit mungkin.

"Kamu tidak tahu bagaimana rasanya! Dan alasanmu ingin bercerai sangat tidak masuk akal! Dengar, ayah-ibuku berselingkuh tapi mereka saja tidak bercerai! Keterlaluan kamu, Calvin!"

Kasus ini, gugatan cerai ini, membuka trauma Silvi. Membuka luka lamanya. Membuat hatinya pedih tak terkira. Ingatan buruk tentang orang tuanya berlompatan keluar. Perselingkuhan, pria yang datang ke rumah tiga kali seminggu, perayaan ulang tahun dengan lelaki selingkuhan ibu, kado dari sang perusak rumah tangga orang, salah satu staf perempuan yang ada affair dengan ayahnya, cinta terlarang. Setiap kenangan berkelebatan tanpa henti. Mimpi buruk itu seolah terulang kembali.

"Aku tak habis pikir, mengapa terlintas di pikiranmu untuk bercerai?! Beraninya kamu melanggar janji pernikahan! Padahal aku tidak salah apa-apa! Aku tidak selingkuh, tidak menduakanmu, dan selalu merawatmu!" teriak Silvi marah.

**      

Kali ini hampir habis dayaku

Membuktikan padamu

Ada cinta yang nyata

Setia hadir seetiap hari

Tak tega biarkan kau sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun