Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Darah dari Luka Itu

10 Januari 2018   06:04 Diperbarui: 10 Januari 2018   08:10 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebahagiaan Silvi tak berlangsung lama. Hati wanita itu yang tercipta begitu halus dan perasa, mulai menangkap segenggam kekhawatiran. Ia perhatikan Calvin lekat-lekat. Ada apa dengan blogger super tampan itu? Beberapa kali ia terhenti untuk mengambil nafas. Calvin seperti kelelahan. Menyeka sisa noda darah di hidungnya, ia meneruskan membaca. Khawatir mulai menyergap hati Silvi. Selalu begini. Ia mengingat nasihat Calvin untuk tenang dan berpikir semuanya akan baik-baik saja.

Namun, sepertinya malam ini Calvin tidak baik-baik saja. Ujian datang lagi. Mengapa tiap kali membacakan buku untuk istri cantiknya, Calvin selalu saja merasakan sakit di ginjalnya? Sakit ini datang di saat tak tepat.

"Yeah, I'm not bad. Lagi-lagi Fahri menjawab dengan aksen Skotlandia."

Sampai di sini, semuanya seperti terhenti. Calvin batuk darah, lalu jatuh pingsan. Buku di tangannya terlepas dan mendarat mulus di halaman berumput.

Beruntung Silvi tak sendiri. Segera saja beberapa asisten rumah tangga dan satu orang supir keluarga membantunya mengangkat tubuh Calvin. Alphard meluncur cepat menembus dinginnya malam menuju rumah sakit. Membawa raga yang digerogoti ganasnya Hipernefroma, membawa dua hati yang terpagut rasa sakit dan cinta. Salah satu dari dua hati itu masih berdarah.

**       

https://www.youtube.com/watch?v=kqcfgdFf7_4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun