Di depan adiknya, Calvin ingin terlihat kuat. Tak mau menunjukkan kelemahannya. Calvin yang kuat, sabar, dan konsisten haruslah tetap begitu.
"Kamu tidak bertengkar dengan Rossie, kan?"
Pertanyaan sulit. Adica cerdas. Dia tahu isi hati kakaknya. Calvin yang penyabar dan lembut hati, mana mungkin menjelek-jelekkan Rossie? Menuduhnya sebagai perusak suasana pernikahan? Tidak, Calvin tidak sejahat itu.
"Kusarankan kamu istirahat total. Paling tidak, sampai kondisimu membaik." kata Adica.
"Tapi, bagaimana dengan perusahaan Papa? Bagaimana dengan pekerjaanku?" tanya Calvin keberatan.
"Biar aku yang bicara dengan Papa. Papa pasti mengerti." Adica berujar meyakinkan.
Perintah eksplisit begitu, mana mungkin dibantah? Di kantor, Calvin adalah petinggi perusahaan. Di rumah, Adica adalah adik sekaligus dokter pribadinya. Kekuasaan dan posisinya jauh lebih tinggi.
** Â Â Â
Menuruti saran Adica, Calvin istirahat total. Tidak ke kantor, tidak pula menjalankan aktivitas yang berat-berat. Hanya menulis artikel. Melanjutkan kembali ulasannya seputar fintech. Kali ini lebih berfokus pada peer-to-peer-lending sebagai solusi untuk pengusaha kecil. Setelah itu menonton film sebentar dan tidur lebih awal.
Kondisi Calvin jauh dari kata sehat. Dalam kesakitan yang mendera, Calvin sendirian. Ia tidur terpisah dengan Rossie. Kamarnya terletak di lantai atas, sedangkan kamar Rossie di lantai bawah.
Tak ada honeymoon. Rossie menolaknya dengan keras saat Calvin mengajaknya berbulan madu. Mulai dari tawaran honeymoon di Bali, Singapura, Malaysia, Thailand, China, keliling Eropa, sampai umrah di Mekkah. Semua itu Rossie tolak.