Silvi menggelengkan kepalanya. Sekali lagi menyapu sisa air mata.
"Kamu ingin ketemu Calvin tapi masih ada Clara di dalam?"
Lagi-lagi Silvi menggeleng kaku. Adica menghela napas, kebingungan dengan jalan pikiran gadis itu.
"Kamu cemburu?"
Kali ini Silvi mengangguk. Ya, dia memang cemburu. Love will never without jealousy.
"Apa yang mereka lakukan?"
"Calvin mencium Clara."
Detik berikutnya, Adica terhenyak. Sudah ia duga. Cepat atau lambat, hal ini pasti terjadi. Tak bisa lagi dihindari.
"Sabar ya..." kata Adica seraya menepuk pundak Silvi.
"Harusnya aku yang bilang begitu. Tidakkah kamu sakit hati melihat kekasihmu mendua dengan kakakmu sendiri?" tanya Silvi skeptis.
Pertanyaan yang menusuk hati. Adica menggigit bibirnya.