"Boleh kenalan? Siapa namamu?"
Darah Silvi serasa naik ke lehernya. Berani sekali pria tak dikenal itu menyapanya. Melempar senyum simpatik padanya. Sayangnya, Silvi tak tertarik. Ia lebih tertarik pada Calvin Wan, pria Tionghoa lain yang jauh lebih memesona baginya. Pria yang mendapat tempat istimewa di hatinya.
"Sorry...sejak tadi saya memperhatikanmu. Sekali lihat saja, saya langsung tahu kamu gadis yang cantik dan pintar. Boleh saya tahu siapa namamu?" ulang pria Tionghoa tampan itu, lebih lembut dan sabar.
Silvi masih tak menjawab. Enggan menanggapi pria tak dikenal yang menurutnya freaky itu. Tak dipedulikan sekali pun, si pria Tionghoa tetap tersenyum simpatik. Senyuman yang seharusnya membuat hati banyak perempuan meleleh. Sayangnya, Silvi tak sedikit pun terpesona.
"Namanya Silvi. Iya, dia gadis yang istimewa. Dia cantik dan istimewa, itu benar."
Refleks Silvi membalikkan tubuh. Sebuah suara bass dan suara mezosopran baru saja didengarnya. Ternyata Calvin dan Clara telah berdiri di belakangnya. Berpegangan tangan, menjawab pertanyaan lelaki Tionghoa misterius itu.
** Â Â Â
Paris van Java, 12 November 2017
Tulisan cantik, terinspirasi dari kejadian yang dialami Young Lady akhir pekan kemarin.
** Â Â Â
https://www.youtube.com/watch?v=yaaQsPbxuyY