"Kak Calvin terluka! Kasihan dia!" Syifa terisak.
"Tenang, Syifa. Calvin akan baik-baik saja. Dia pasti kuat. Dia tahu apa yang harus dilakukan." Nanda berbisik menenangkan.
Pundak Syifa gemetar hebat. Air matanya terus mengalir. Tak tega membayangkan kondisi Calvin. Kakak pertamanya sakit keras. Waktunya mungkin tak lama lagi. Namun, mengapa di sisa waktunya ia harus tersiksa? Semestinya Calvin menjalani sisa hidupnya dengan tenang. Calvin terlalu baik, terlalu sering mementingkan orang lain. Hatinya yang lembut dan penyabar membuatnya selalu dan selalu berbuat baik pada orang lain. Terlebih pada istri dan putrinya.
** Â Â Â
Pintu utama mengayun terbuka. Disusul teriakan histeris seorang wanita cantik bermata biru dan berkulit putih. Wanita blasteran Sunda-Inggris itu shock melihat wajah suaminya penuh luka.
"Calvin, pasti telah terjadi sesuatu padamu. What's the matter with you, Love?" ucap Silvi, kepanikan tercermin di matanya.
Calvin menjatuhkan diri dalam pelukan Silvi. Di sisi wanita cantiknya, sakit dari luka-lukanya berkurang perlahan. Silvi membalas pelukan Calvin. Rasa sakit Calvin adalah rasa sakitnya juga. Luka Calvin lukanya juga. Sedih dan duka Calvin menjadi bagian hidup Silvi.
** Â Â Â Â
Calvin Jeremy - Utuh (Audio HQ)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H