Keduanya melangkah meninggalkan cafe. Calvin sengaja tidak membawa mobil. Ia berpisah jalan dengan Revan sebab rumah mereka berbeda arah. Baru beberapa langkah, Calvin dikejutkan oleh kehadiran tiga pria berwajah seram. Pria pertama berkumis lebat. Pria kedua mengenakan kacamata hitam. Wajahnya dingin tanpa belas kasihan. Pria ketiga berambut panjang dan kusut, tubuhnya dipenuhi tato dengan gambar yang aneh dan menakutkan.
"Hei, kamu penyanyi baru di cafe itu kan?" bentak pria pertama.
"Ya. Lalu, apa urusan kalian?" Calvin stay cool.
"Serahkan uangmu pada kami!" sergah pria kedua dan ketiga bersamaan.
Calvin terbelalak. Ada apa lagi ini? Baru saja ia ingin melanjutkan perjalanan pulang dengan tenang. Tetiba saja ia diganggu sekawanan orang jahat.
"Aku berhak menolak, kan? Karena ini uangku, ini hasil kerjaku." Saat mengatakannya, Calvin tetap cool dan berwibawa. Praktis ketiga penyerang itu menjadi marah.
"Beraninya kamu!"
"Mau cari masalah sama kami?"
Akibatnya fatal. Ketiga pria itu menyerang Calvin. Melayangkan pukulan dan tamparan bertubi-tubi. Mereka menyerang korbannya dengan kemarahan yang mengganas. Kekuatan mereka sungguh mengerikan.
Ingin sekali Calvin melawan mereka. Akan tetapi, rasa sakit itu datang tanpa permisi. Rasa sakit di pinggangnya. Menyebar perlahan ke punggung dan perutnya. Kidney Cancer tengah berulah.
Ya Allah, jangan sekarang. Calvin frustrasi dan kesakitan. Ia tak berdaya melawan tiga sekawan berwajah seram dan berhati keras itu. Kini si pria berkumis lebat begitu dekat dengannya. Memukulnya sekuat tenaga. Calvin tak berdaya, sempurna tak berdaya.