Calvin hanya menatap dingin mata Dokter Yunus. Prinsipnya tetap sama: tidak seratus persen mempercayai orang lain. Niat orang siapa yang tahu? Tidak semuanya tulus.
Ditatapnya nanar kepergian Nyonya Lola dan Dokter Yunus. Waktunya kemoterapi. Ia mesti menjalaninya sendirian.
** Â Â
"Calvin, are you ok?" tanya Calisa cemas.
Calvin tak menjawab. Hanya bisa memuntahkan isi perutnya. Efek samping yang paling sering terjadi.
Calisa menjaganya, menemaninya, merawatnya. Memeluknya tiap kali ia kesakitan. Dua sahabat itu saling menyayangi dan memahami. Calisa tak pernah segan merawat Calvin. Ia paham betul kondisi sahabat masa kecilnya itu.
"Dokter Yunus keterlaluan." katanya geram.
"Bisa-bisanya dia mengajak Mama Lola honeymoon. Sementara kamu sedang sakit begini."
Calvin menatap mata Calisa. Berusaha menenangkan lewat tatapannya.
"Tidak masalah, Calisa. Kebahagiaan Mama adalah kebahagiaanku juga."
"Oh Calvin, kamu baik sekali."