Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Takdir Berpihak Padanya

14 Agustus 2017   06:00 Diperbarui: 14 Agustus 2017   22:44 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mau kasih baju-baju ini. Tapi saya bingung harus kasih ke siapa." sahut Nyonya Calisa.

"Oh, bajunya Tuan alvin. Aduh bagus-bagus ya? Tuan memang baik banget. Hmm...bentar, Nyonya. Kayaknya kasih aja bajunya ke orang itu. Kasihan, tiap hari dia ke sini. Kerjaannya nyariin barang bekas terus."

Alis Nyonya Calisa terangkat. Tanda tanya bercampur kecemasan menyelusup ke hatinya.

"Siapa? Ada yang suka cari barang bekas ke rumah ini?" tanya Nyonya Calisa, tak dapat menyembunyikan kekhawatiran. Firasatnya tak enak.

"Ada, Nyonya. Nah...itu orangnya. Panjang umur." tunjuk si asisten rumah tangga ke arah gerbang rumah.

Mata bening Nyonya Calisa mengikuti telunjuk asisten rumah tangganya. Sedetik. Lima detik. Tujuh detik. Jantungnya serasa berhenti berdetak. Orang yang dimaksud itu adalah Syarif.

**     

"Maafkan aku...yang tak sempurna untuk dirimu." Syarif bernyanyi perlahan. Ia tak seperti Tuan Calvin yang memiliki suara bagus, pintar main piano, dan mantan leader grup musik Sound of Sky. Bernyanyi sekedarnya untuk menghibur hati yang kesepian, hanya itu yang bisa dilakukannya.

Dua setengah tahun terakhir, Syarif sangat kesepian. Reza semakin sibuk dengan pekerjaannya di cafe. Istrinya telah lama meninggal. Putri kandungnya direbut orang lain. Hidup sendiri memang tidak enak. Sepi, sunyi, dan tanpa harapan. Tak ada senyuman tulus, sapaan lembut, belaian, pelukan, dan support dari orang terdekat. Semua yang disayanginya telah pergi.

Setiap hari, Syarif mencari barang bekas di dekat rumah Tuan Calvin. Memanfaatkan pertemanan dengan petugas keamanan di kompleks perumahan elite itu. Paling tidak, rindunya sedikit terobati. Ia bisa melihat Clara, meski dari kejauhan.

Tak ada peluang lagi bagi Syarif untuk bersama Clara. Lewat salah satu asisten rumah tangga di sana, tahulah Syarif jika Tuan Calvin mengundurkan diri dari pekerjaannya dan fokus mengasuh Clara. Tujuh hari dalam seminggu, dua puluh empat jam dalam sehari, Clara lekat dalam perlindungan Tuan Calvin. Tak membiarkan orang luar menyentuhnya. Tertutup sudah kesempatan Syarif untuk bersama Clara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun