Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Harapkan Dia Kembali

11 Agustus 2017   06:21 Diperbarui: 16 Agustus 2017   01:21 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan Nyonya Calisa yang lebih banyak diam jika tidak setuju, Tuan Calvin to the point saja dalam mengungkapkan pendapatnya. Namun ia tetap menjaga perasaan saat mengatakan ketidaksetujuan.

"Aku semakin kagum padamu, Calvin." ucap Nyonya Calisa tulus.

"Kenapa?"

"Kritikan dan pendapatmu tadi menunjukkan bahwa kamu bijak dan bisa berpikir luas. Kamu tak hanya baik hati, tapi berempati pada orang-orang miskin. Apa yang kamu lakukan selama ini untuk membantu mereka menjadi buktinya."

Satu sisi lain Nyonya Calisa yang mudah diketahui: suka mengekspresikan cinta dan memuji orang lain. Nyonya Calisa tak pernah canggung mengatakan 'I love you' jika ia benar-benar ingin mengatakannya pada orang-orang yang tepat. Memuji, memanggil dengan panggilan sayang, dan mengungkapkan kekaguman bukan hal sulit baginya. Ekspresi dan kata cinta wajar bagi Nyonya Calisa.

"I love you, Calvin."

"Love you too, Calisa. Aku tahu kamu pasti akan mendengarkanku."

"Ya. Jika kritikan ini hanya diucapkan pembaca yang tak begitu kukenal, mana mungkin kudengarkan? Kalau Mama, Papa, kamu, Clara, atau orang-orang terdekatku lainnya yang mengatakannya, akan kudengarkan dan kulakukan."

Memang begitulah sifat Nyonya Calisa. Tak mungkin diubah.

**    

"Ayah, kasihan mereka. Hidup dengan menyapu jalan dan mengumpulkan barang bekas." ujar Clara iba. Memperhatikan para pengumpul barang bekas dan penyapu jalan di jalan sekitar cafe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun