Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Silakan Mencintaiku

30 Juli 2017   06:02 Diperbarui: 31 Juli 2017   02:23 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang ia dapati setiba di rumah sungguh tak terduga. Begitu menginjak lantai marmer ruang tamu, dilihatnya Nyonya Calisa bersama pria lain. Pria yang disebut-sebut sebagai cinta pertamanya.

Aliran darah Tuan Calvin serasa terhenti. Nyonya Calisa telah melanggar batas. Pertama, ia mengizinkan pria lain masuk ke dalam rumah saat suaminya tak ada di rumah. Kedua, ia terang-terangan bersikap mesra pada pria itu.

Bisa saja Tuan Calvin marah. Menegur istrinya, lalu mengusir pria dari masa lalu itu sejauh-jauhnya. Namun Tuan Calvin tidak melakukannya. Hatinya terlalu lembut untuk memproduksi kebencian. Kesabarannya seakan belum berbatas.

Melihat Tuan Calvin, Nyonya Calisa rileks saja. Tak sebersit pun merasakan penyesalan. Justru pria itu yang terlihat canggung. Ragu-ragu ia mendekati Tuan Calvin. Menyalaminya, lalu menyapa. Sepertinya kehadiran Tuan Calvin adalah pertanda. Pertanda untuk mengakhiri gelora asmara terlarang. Cepat-cepat sang pria penggurat cinta pertama pergi. Kabur bersama Mercy silvernya.

"Puas kamu, Calvin?! Baru saja aku dan Wahyu bertemu lagi setelah bertahun-tahun terpisah!" hardik Nyonya Calisa. Kedua matanya mencerminkan kemarahan.

"Sorry Calisa, aku sama sekali tidak bermaksud mengganggu kalian..."

Kurang baik apa Tuan Calvin? Ia sama sekali tak bersalah. Namun dialah yang meminta maaf. Bukankah seharusnya kata maaf terucap dari Nyonya Calisa?

"Kamu hanya bisa merusak kebahagiaan orang lain! Sejak kamu menikahiku sampai sekarang, kamu hanya menyiksaku! Siapa yang mau menikah tanpa cinta?! Apa lagi dengan pasangan hidup yang tidak mungkin memberikan keturunan!"

Hati Tuan Calvin hancur. Ucapan Nyonya Calisa pantas disebut sebagai hinaan. Sakit sekali mendengarnya. Bukan Calvin Wan namanya jika membalas kemarahan dengan kemarahan pula. Dengan lembut, ia mencoba meredam amarah Nyonya Calisa.

"Sekali lagi aku minta maaf, Calisa." ujar Tuan Calvin penuh perasaan.

"Aku tahu, hanya dia yang bisa menjadi seperti yang kamu minta. Aku janji...selama aku bisa, selama aku diberi kesempatan untuk hidup, aku akan mencoba menjadi seperti yang kamu minta. Akan kulakukan apa pun untuk membahagiakanmu. Aku memang tidak sesempurna dan sesehat pria-pria lainnya. Kuharap kamu mau menerima cinta dari pria tak sempurna ini. Karena aku, Calvin Wan, hanya mencintai Dinda Calisa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun