Dan kaulah samudera
Tempat hatiku bermuara
Tempat hatiku bermuara (Adera-Muara).
**
“Kamu hebat, Anton.” puji Sarah. Tersenyum hangat.
Anton balas tersenyum. “Aku ingin berbisnis dengan usahaku sendiri. Tanpa mengandalkan bisnis keluarga.”
“Bisnis keluarga juga bagus kok. Asalkan sesuai dengan passionmu.” kata Sarah ringan.
Di kejauhan, si gadis bermata biru mengangguk setuju. Tersenyum mengamati kebersamaan dua orang yang disayanginya di dalam restoran itu. Bisnis keluarga juga baik. Dan bisnis bisa dipelajari siapa pun. Andaikan sang belahan jiwa bersedia bermetamorfosis dari biarawan menjadi pebisnis. Tidak, buru-buru dienyahkannya pikiran itu. Sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk bersedih dan menyesali perasaannya sendiri.
“Tapi kamu berani, Anton. Berani keluar dari zona nyaman. Sampai akhirnya punya rumah makan sendiri di Surakarta.” Lagi-lagi Sarah melontarkan pujian. Roman muka Anton sontak berubah. Ia tampak makin menawan saat sedang bahagia seperti saat ini.
“Sarah?” panggilnya, lembut dan hati-hati.
“Ya?”