“Iya sih. Kita lihat saja nanti.”
Setelah Clara meninggalkan kamarnya, si gadis bermata biru meraih sebentuk potret. Potret belahan jiwanya. Laki-laki yang terpenjara dalam tembok-tembok tinggi biara.
“Albert, doakan aku ya? Aku ingin melihat dua orang yang kusayangi bersatu.”
**
Kau adalah puisi hati
Di kala rindu tak bertepi
Ku ingin Kau ada
Saat ku membuka mata
Hingga ku menutupnya kembali
Kausirnakan kabut kelabu
Di sabarnya pencarianku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!