Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memahami Belahan Jiwa

18 April 2017   06:23 Diperbarui: 18 April 2017   06:54 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Aku selalu ada untukmu, Albert. Apa pun jawabannya, penilaianku padamu tidak akan berubah. Aku mencintai kelebihan dan kekuranganmu.”

**    

Pesan itu tak disampaikannya. Ia justru mengingat awal-awal perkenalannya dengan sang belahan jiwa. Dulu, ia menyangka belahan jiwanya itu berdarah campuran. Blasteran tepatnya. Lucu juga bila mengingat saat-saat itu.

Tanpa terasa, ia tiba di rumah. Terlihat Mamanya sibuk dengan ponsel pintarnya.

“Hei...sini, Non. Kata Om Yazid, Lebaran tahun ini keluarga besar mau berkumpul di Bandung.” ujar Mama ceria.

“Oh ya? Bagus kalo gitu. Di rumah kita, kan?”

“Iya. Mereka sudah mempersiapkan semuanya. Insya Allah mereka akan datang tanggal 24 Juni, sehari sebelum Idul Fitri.”

Perfeksionis. Semuanya telah diatur dengan baik. Terencana dan sistematis. Benar-benar ciri khas keluarga besarnya.

“Kata Mama Lina, Vallen akan bertunangan Bulan Juli nanti. Mama akan membantu semua persiapannya. Mulai dari hantaran sampai acaranya. Tidak apa-apa kan, Gadisku?”

Sudah diduganya Mama akan melakukan hal itu. Mamanya tipe wanita yang sangat perhatian pada orang lain, khususnya keluarga. Acara lamaran keponakannya saja diperhatikan dan dipersiapkan dengan baik, bagaimana bila anakanya yang akan dilamar? Gadis itu kenal betul siapa Mamanya.

“Pasti Mama akan memberikan yang terbaik untuk membantu prosesi itu,” gumam gadis bermata biru itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun