Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Buka Mata Hatiku, Chika

5 Maret 2017   07:36 Diperbarui: 5 Maret 2017   08:15 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berperang batin dengan dua kemungkinan, Chika memutuskan keluar rumah. Berjalan-jalan mengikuti kemana kakinya membawanya. Hatinya hancur. Frustasi, sedih, kecewa, dan bertanya-tanya menjajah perasaannya.

Ya Allah, benarkah Albert seperti itu? Pria baik hati dan charming yang telah menolongnya keluar dari kesulitan. Penolong dan pelindungnya yang paling berharga. Seseorang yang selalu peduli dan selalu ada untuknya.

Perlahan benaknya meraba berbagai kemungkinan. Dilihat dari penampilannya, Albert memiliki image pria sukses, terpelajar, populer, dan memesona. Kemana-mana selalu membawa mobil pribadi. Tampil fashionable dengan berbagai pakaian, sepatu, dan arloji bermerk. Belahan rambutnya, bajunya, dan penampilannya selalu rapi. Wangi Calvin Klein menunjukkan bahwa parfum favoritnya mahal dan berkelas. Wajah Indo yang tampan dan bentuk tubuh yang bagus menyempurnakan sosoknya.

Itu belum apa-apa. Chika merasakan kebaikan dan kelembutan hatinya. Albert sangat mengerti perasaan wanita. Ia bahkan tidak bisa melihat wanita menangis.

Namun, Chika sadar. Pria dengan orientasi seksual yang abnormal alias penyuka sesama jenis justru terlihat sempurna. Mereka biasanya lebih lembut dan pengertian pada perasaan wanita dibandingkan pria hetero. Ada kecacatan psikologis yang terbalut penampilan perfect. Masya Allah...

Lalu soal menikah. Bukankah Albert pernah menikahi Nada Nicola, model dan aktris cantik itu? Sayangnya pernikahan mereka berakhir. Chika pun tak tahu alasan Albert dan Nada bercerai.

Bermacam spekulasi timbul di benaknya. Benarkah semua yang dikatakan Oliver? Ataukah ini hanya permainan Nada? Oliver hanyalah pria pelaku penyimpangan itu yang diperalat Nada untuk memuluskan rencananya. Entahlah, semua ini terlalu rumit.

Chika terus melangkah. Langit berselimut awan Cumolonimbus. Angin dingin bertiup kencang. Memburaikan rambutnya. Menerbangkan ikat rambut berwarna biru awan itu. Rambut Chika terurai lepas, sama seperti kebahagiaan yang lepas dari hatinya. Terganti kesedihan dan kekecewaan.

Bagaimana jika hal itu benar? Apakah Chika bisa memaafkan Albert dan tetap mencintainya? Jauh di dalam hati, Chika menyimpan cinta terdalamnya untuk Albert. Ia akan tetap mencintai pria Indo itu sekali pun perkataan Oliver benar. Ia siap mencintai Albert apa adanya. Meski tak bisa memiliki Albert.

**   

Slide presentasi tentang saham, capital gain, dan capital loss lama-lama memusingkan. Belum lagi soal pembagian dividen. Albert menutup laptopnya. Ingin rileks sejenak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun