Tanpa terasa, mereka tiba di pemakaman. Mobil Tuan Yazid dan anggota keluarga lainnya telah sampai lebih dulu. Mereka semua turun dari mobil. Menyusuri baris demi baris nisan. Mencari-cari makam Bradley dan Jasmine. Arif berjalan bergandengan tangan dengan Keanu dan Chelsea. Chelsea di kiri, Keanu di kanan. Tiga anak berwajah rupawan itu begitu dekat dan akrab.
“Ini dia,” bisik Nyonya Bunga.
Mereka berlutut di antara dua makam marmer itu. Menatapi ukiran nama Bradley dan Jasmine.
“Sayang, ini makam Ayah dan Ibu kandungmu. Ayo berdoa, Nak.” Tuan Riyadi merangkul pundak Arif.
Arif menurut. Mulai berdoa. Begitu pun Chelsea, Keanu, Della, Dani, dan gadis bermata biru itu. Para orang tua menaburkan bunga, lalu ikut berdoa bersama anak-anak mereka.
“Mami, itu makam siapa?” tunjuk Della pada makam mungil di samping makam Bradley.
“Kok namanya...Hellena Rose binti Bradley Nicholas?”
“Oh, Baby Rose. Dia anaknya Bradley dari wanita lain. Baby Rose meninggal saat berumur tiga bulan.” Jelas putri keempat.
“Ya Allah...”
Sejurus kemudian, putri keempat memperlihatkan foto Baby Rose. Terlihat seorang bayi perempuan berwajah Indo.
“Cantik ya,” puji Della.