Semoga Tuhan membalas semua yang terjadi
Kepadaku suatu saat nanti
Hingga kausadari sesungguhnya yang kaupunya
Hanya aku
Sebagai cintamu (Afgan-Sadis).
**
Sekujur tubuh gadis itu terasa dingin. Ia sengaja memisahkan diri dari keluarganya. Demi menemui pria tampan bermata teduh itu.
“Kamu jangan menelepon saya ke Seminari lagi. Saya terganggu,” ujar pria itu dingin.
Sepasang mata biru milik gadis itu melebar tak percaya. Shock mendengar Albert berkata sekasar dan sekeras itu.
“Beraninya...kamu mengatakan jika kamu terganggu?” desisnya tak percaya. Cairan hangat membasahi kelopak matanya.
“Saya berterima kasih atas semua bantuan yang kamu berikan. Sampai kapan pun, saya tidak akan bisa membalasnya.” Albert melanjutkan. Dingin. Tanpa perasaan.