“Leukemia,”
Satu kata. Hanya satu kata. Namun menimbulkan efek bertambahnya kekhawatiran di hati mereka. Tuan Yazid beristighfar lirih diikuti anggota keluarga lainnya.
“Ini baru indikasi. Lebih cepat dilakukan pemeriksaan, lebih baik.” Kata dokter menenangkan.
“Lakukan sekarang, Dokter. Jika Arif terbukti mengidap Leukemia, berikan dia pengobatan yang terbaik. Berapa pun biayanya.”
Semuanya segera dipersiapkan. Mereka tak ingin membuang waktu lagi. Ketika Arif akan diambil darahnya, Tuan Yazid menggendongnya. Anak sekecil itu harus diambil darahnya. Menyedihkan.
Tuan Yazid tak tinggal diam. Ia merasakan Arif begitu ketakutan. Terlebih melihat jarum suntik di tangan suster. Memberi sugesti positif dan teknik terapi adalah hal pertama yang dilakukannya. Perlahan ia menanamkan sugesti positif pada anak itu, mempengaruhi pikiran bawah sadarnya. Alhasil, Arif begitu tenang saat proses pengambilan darah berlangsung. Ia bahkan tidak ketakutan atau menangis sama sekali.
Di dekatnya, gadis bermata biru itu mengawasi dengan kagum. Sejak tadi ia memperhatikan cara Tuan Yazid memberikan teknik terapi pada Arif. Jika ia memiliki klien anak-anak dengan kasus yang sama, ia akan mencobanya.
**
Terlalu sadis caramu
Menjadikan diriku pelampiasan cintamu
Agar dia kembali padamu