Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kutemukan Penggantinya

18 Januari 2017   07:45 Diperbarui: 18 Januari 2017   07:54 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Sayang...sebentar ya? Sebentar lagi kita sampai. Jeany yang kuat ya?” Chika berbisik menguatkan.

Jeany mengangguk lemah. Ia ingin tetap kuat. Ia tidak boleh menyerah. Bukankah Bunda dan Oma selalu ingin dirinya kuat?

**    

Dalam suka ku percaya
Kau kan bisa
Menemani dengan cinta
Dalam duka ku bertanya

Bagaimana dalam hatimu bicara
Cerita yang kita punya
Takkan ada jika kau tak percaya
Di saat hampa hadir

Dan saat hampa hatimu
Ku kan ada, ku di sana
Menemanimu selalu

Di saat hilang jalanmu
Dan saat hilang nafasmu
Ku kan ada, ku di sana
Menemanimu selalu (Letto-Dalam Duka).

Di titik klimaks kesedihan dan keputusasaannya, Chika mulai meneteskan air mata. Air mata yang turun bersama air hujan. Dalam hati, Chika memohon. Belum pernah ia memohon pada Allah sebegitu intensnya.

“Ya Allah, aku percaya pada setiap janji-Mu. Bukankah aku selalu mempermudah urusan para mahasiswa yang kubimbing skripsinya? Bukankah aku tak pernah mengecewakan teman-teman reporter? Bukankah aku ikut membantu mencari tallent-tallent baru di agencyku? Aku percaya Ya Rabb, selalu ada kemudahan di balik kesulitan. Aku pun percaya, orang yang mempermudah urusan orang lain akan dimudahkan pula urusannya. Berilah aku petunjukmu, ya Allah. Pada siapa harus kupercayakan beban dan dukaku? Pada siapa aku dan Jeany harus menyandarkan kerapuhan itu?”

Doa Chika seolah terjawab seketika. Tepat pada saat itu, mereka melewati sebuah rumah bergaya Victoria dengan taman dan carport yang cukup luas. BMW 320i Sport berwarna silver meluncur memasuki rumah. Pengemudinya masih sempat melihat siluet Chika dan Jeany. Ia tak lain seorang pria tampan bermata teduh. Pria berjas putih dengan logo sebuah rumah sakit itu tergesa-gesa turun dari mobil. Ia masih mengalungkan stetoskop di lehernya.

Pada saat yang sama, Chika melihat kehadiran pria itu. Ia tak bisa berpikir panjang lagi. Kondisi Jeany yang paling mengkhawatirkannya. Sebelum Chika membawa Jeany memasuki gerbang rumah itu, sang pria bermata teduh telah lebih dulu menghampiri mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun