Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tanpamu Aku Bisa

12 Januari 2017   07:08 Diperbarui: 12 Januari 2017   07:34 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Iya, Sayang. Ayah pasti datang.”

Perlahan Chelsea merenggangkan pelukannya. “Tapi kerjaan ayah di kantor gimana? Nanti klien-kliennya Ayah yang mau konseling dan psikoterapi pada protes.”

“Ayah sudah siapkan hari pengganti buat mereka, Sayang. Kamu yang lebih penting.”

Chelsea tersenyum bahagia. Mencium kedua pipi Albert, lalu berujar.

“I love you, Ayah.”

“Love you too, Dear.”

Ekspektasi Albert tercapai. Memiliki anak tunggal agar cintanya tidak terbagi. Ia lebih memilih mempunyai anak tunggal dengan satu cinta yang tidak terbagi dibandingkan memiliki banyak anak namun berujung pada kasus pilih kasih. Ia tak ingin Chelsea merasakan apa yang dia rasakan. Dibanding-bandingkan dengan saudaranya sendiri, kurang disukai orang tua, mengalami perlakuan diskriminatif dalam keluarga, dan kekurangan kasih sayang. Menurutnya, cinta pada anak tidak boleh terbagi.

**    

Deru mobil terdengar di halaman depan. Tiga menit berselang, bel pintu berbunyi. Albert bergegas bangkit. Melangkah ke ruang depan dan membuka pintu. Meninggalkan Chelsea di kamarnya.

“Daddy?”

Betapa kagetnya ia mendapati pria paruh baya yang masih terlihat tampan dalam balutan jas dan dasi hitam berdiri angkuh di depan pintu. Pria itu tersenyum kaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun