Yora mengangguk. Mata beningnya perlahan kembali bercahaya. Terpancar daya hidup yang sempat hilang. Pria di sisinya ini telah sukses membangkitkan kembali kepercayaannya. Sesi konseling hari ini ternyata banyak manfaatnya.
**
“Halo...namaku Chelsea. Umurku sembilan tahun. Sekarang aku sekolah di Al Irsyad Satya Islamic School. Hobiku bernyanyi, bermain piano, membaca buku, dan menanam bunga. Aku suka sekali bunga lily. Ayah yang paling tahu bunga kesukaanku. Oh ya, aku punya ayah yang sangat baik dan tampan. Namanya Ayah Albert. Aku sayang sekali sama ayahku.”
Gadis kecil itu berbicara dengan ceria dan percaya diri. Berputar anggun di depan cermin. Gaun tafetta berwarna soft pink membuat sosoknya makin cantik.
Sejurus kemudian ia meneruskan latihannya. Melangkah anggun mengitari areal kosong di tengah kamar berukuran luas itu diiringi musik. Di beberapa spot, ia berpose. Berputar dengan mulus, lalu meneruskan lagi langkahnya.
“Anak Ayah pintar...”
Sebuah suara barithon mengalihkan atensinya. Chelsea berbalik dengan senyum merekah. Terlihat Albert berdiri di depan pintu. Tak puas-puas menatapi anak tunggalnya.
“Ayah! Chelsea senang Ayah sudah pulang!” serunya, lalu berlari ke pelukan sang ayah.
Albert balas memeluk Chelsea. Mengecup hangat keningnya.
“Sudah siap buat fashion show besok?”
“Sudah. Ayah datang, kan?”