Istri? Ia terpaku, shock. Apa maksudnya itu?
**
Kau bisa lumpuhkan tanganku
Tapi tidak mimpi-mimpiku
Kau bisa merebut senyumku
Tapi sungguh takkan lama
Kau bisa merobek hatiku... (Tulus-Manusia Kuat).
Hedy terus bernyanyi. Menggerakkan kesepuluh jarinya di atas piano. Tersenyum menguatkan. Ia tahu, gadis itu sedang sedih. Dizhalimi seseorang memang tak enak. Ditipu seseorang pun jauh dari kata menyenangkan.
“Jangan sedih...kamu pasti masih mikirin kejadian tadi pagi ya?” hibur Hedy lembut.
Maurin hanya terdiam. Terkesan jahat, namun bukan Hedy Tanuwijaya yang ia inginkan. Melainkan Albertus Arif. Penghiburan Hedy terasa hampa dan tidak memberi efek apa pun padanya.
“Aku terzhalimi lagi. Kepercayaanku direnggut. Harga diri dan intelektualitasku serasa direndahkan. Aku pernah iba padanya, pernah bersimpati padanya lantaran ia mengatakan dirinya tak akan menikah dan memilih hidup selibat. Tapi kenyataannya?” ungkap Maurin.