“Nggak usah negative thinking dulu. Kita tidak akan tahu sebelum kita mencoba sesuatu. Ingat kata Adera di lagunya? Jangan menunda-nunda saat kita ingin melakukan sesuatu.”
Lagi-lagi Dani terdiam. Mempertimbangkan saran Maurin.
“Oh ya, dia pengen masuk kongregasi apa sih? Santa Ursula? OSF? Carolus Boromeus? SND? OSC?”
“Carolus Boromeus.”
Sedetik kemudian, beberapa hal terjadi. Keanu jatuh ke kolam. Para sepupu berteriak-teriak panik. Dani dan Maurin berlari meninggalkan tempat duduk mereka. Ikut membantu mengatasi keributan itu.
Di tengah kegaduhan, sesosok wanita anggun berpakaian hijau toska melangkah melewati pagar rumah yang terbuka. Demi melihat ada tamu, para sepupu sontak kembali ke sikap santun mereka. Berhenti berteriak dan menunjukkan sifat kekanak-kanakan mereka.
“Halo, selamat pagi.” Sapa si wanita. Melangkah menghampiri Maurin. Mengulurkan tangan, lalu tersenyum.
Maurin balas tersenyum. Menyalami wanita itu.
“Kenalkan, saya Paulina.”
“Saya Maurin...”
“Iya, saya sudah tahu. Saya istrinya Paulo.”