Mohon tunggu...
JONATHAN.WS
JONATHAN.WS Mohon Tunggu... Administrasi - LAKI-LAKI

PERUM PDK LAMBANGSARI BLOK.G NO.6 TAMBUN SELATAN BEKASI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bertarung di Balik Papan Berujung di Surabaya

3 Oktober 2021   12:13 Diperbarui: 4 Oktober 2021   08:31 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau membaca judul tulisan  ini mungkin banyak orang yang bertanya-tanya apa  sih hubungannya  antara  Kota BalikPapan dan Kota Surabaya.

Tapi jika orang yang hadir di Persidangan Sinode Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat pada akhir bulan Oktober  Tahun 2015 yang lalu tentunya paling tidak  sudah bisa mengerti  siapa-siapa Fungsionaris Majelis Sinode GPIB  yang terpilih dan calon-calon  yang tersisih dan tereliminasi  pada waktu Persidangan tersebut.

Saya sendiri  Pada Waktu itu menjagokan  seorang sahabat seorang pendeta senior dan menurut  pemikiran saya bahwa beliau sangat pantaslah untuk maju dan menduduki jabatan menjadi Ketua Umum Majelis Sinode GPIB Ke XX, apa lagi saat itu iada issu bisa dimainkan  terutama tentang  permasalahan penjualan Asset Tanah  Gereja yang kita sebut  istilah SHM 82 dan  tentunya issu yang kedua yang  juga tidak kala pentingnya dengan issu pertama bahwa untuk  ketua umum ke depan yang penting bukan  berasal dari Alumni  Fakultas Theologia Proklamasi.

Dan ternyata  kedua issu tersebut paling tidak berhasil dan jitu  karena   akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Majelis Sinode ke XX adalah Pendeta Kariso Rumambi  beliau berasal dari  Universitas  Satya Wacana Salatiga .

Kebetulan memang pada waktu itu dari sebelas  Jumlah Anggota Fungsionaris Majelis Sinode  Periode XIX   kalau saya tidak salah ada dua Ketua yang  ternyata berseberangan dengan kebijakan Fungsionaris  Majelis Sinode lainnya  terutama dalam hal  Penjualan asset Tanah milik GPIB yang diistilakan kasus SHM 82 dan akhirnya  permasalahan  ini berujung adanya  Pelaporan Pidana .

Dan menurut saya hal ini hal yang sangat memalukan dan menjadi Preseden buruk bagi keluarga besar GPIB seharusnya semua  menahan diri  karena GPIB adalah organisasi Gereja yang tentunya berasaskan dan  mengutamakan Pelayanan masa sih tdk bisa  rundingkan di meja konsistori

Awalnya sayapun  memandang bahwa Kasus ini adalah merupakan pergerakan yang tulus dan iklas dan ingin membantu GPIB kedepannya , namun  setelah saya masuk kedalamnya  serta mempelajari ternyata  masalah ini diduga di bocengi  kelompok yang ambisi  untuk duduk di Fungsionaris Majelis Sinode GPIB karena  setiap Even sidang lima tahunan  pasti ada dimunculkan berita-berita yang dapat menjatuhkan lawan-lawan  yang maju sebagai calon Fungsionaris GPIB .

Taruhlah  yang saya mau katakana seperti peristiwa sekarang ini , dimana kawan Pendeta  tersebut saya duga telah berkaborasi dengan salah satu  Calon atau kandidat  Ketua Lima  yang berasal dari  Jemaat Imanuel,   bahkan calon tersebut bisanya berbohong pada Ibu Pdt. Michiko P. Saren  dan memutar balikkan Fakta dan menggoreng kasus.

Dia sendiri sangat mengebu-ngebu mau tau  Kasus Anugerah Bekasi ,sehingga ingin penjelasan langsung dari Pendeta Bendjamin Louhenapessy, tapi ternyata  setelah ketemu justri beliau tidak Fair dan juga terselib maksud lainnya dan mengatakan kami yang mengundang beliau.

Saya katakan  boleh-boleh saja setiap orang punya cita-cita jadi Fungsionaris MS GPIB dan ini merupakan hak asasi setiap warga GPIB  amun yang saya sayangkan jika issu yang dipakai dan  di kembangkan agak kurang elegan dan tidak masuk di akal  serta memutar balikkan Fakta tentang Persoalan Jemaat GPIB Anugerah Bekasi , anda boleh pakai Jembatan Anugerah tapi jujurlah.

Dan juga jangan  pikir semua Presbiter GPIB bisa di kibuli dengan ceritera dongeng sehingga anda  diperoleh  dan dapat  bukannya nilai Plus tapi yang dia peroleh   adanya kurang simpati dari kawan kawan yang punya suara atau para Presbiter sebagai pemilik suara

Kalau saya menilai  dari aspek Hukum dan Moral atas Permasalahan SHM 82 , sebenarnya merupakan hal dan terobosan baru bagi Majelis Sinode GPIB XIX  khususnya keluarga besar GPIB 

Bayangkan Puluhan Tahun asset tersebut terlantar dan telah dikuasai oleh orang lain namun tidak ada dampak positip dan profit yang didapatkan oleh  GPIB bahkan selama ini GPIB pun tidak berdaya untuk menyelesaikannya atau tak satupun yang berani meminta dari pihak  Tentara Nasional Indonesia yang menguasainya selama ini.

Bahwa telah dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah  Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Pasal 24 ayat (2) menegaskan seseorang yang menguasai fisik tanah selama kurun waktu 20 (dua puluh) tahun secara terus-menerus dapat mendaftarkan diri sebagai pemegang hak atas tanah tersebut.

Nah...... ini  kan  tanah sudah lebih 50 Tahun di kuasai  pihak TNI tapi kok.....mengapa GPIB tidak pernah menuntut....... Taruhlah paling tidak menanyakanlah mana sewanya , malah katanya ada juga warga GPIB selama ini mereka bisa persewakan  tanah yang lainnya kepada penduduk dari timur tengah  tapi  apakah  yang  GPIB dapatkan ,  atau paling tidak Gereja GPIB Imanuel  bisa  dapat !!

Namun takkala Tuhan memberi Rezeki pada GPIB  melalui pemerintah atau Jenderal Budiman atau Wakasad , mereka  sadar bahwa mereka  telah menduduki tanah GPIB   dan  membayarnya  pada pemilik yang sah bukankah satu Anugerah untuk  Keluarga besar GPIB......... ???????

Toh jikalau  ternyata terjadi permasalahan  dalam transaksi pembayaran atau jual belinya ...... ????   tentu bukanlah  kesalahan organisasi tapi berpulang pada person masing-masing individunya atau yang melaksanakannya.

Seharusnya  belajar atas kasus tersebut maka WASPADA terhadap Calon Ketua atau Fungsionaris Majelis Sinode kedepannya , harus betul pilih mereka-mereka yang pernah mengalami susah dengan jemaat kecil dan tau penderitaan dan permasalahan GPIB dilapangan bukan teori.

Dan kenapa Juga selama ini terus menerus dagelang ini dimainkan  oleh kelompok tertentu dan tentunya  pasti ada maksud-maksud  tertentu  bagi orang-orang tertentulah bahkan yang disayangkan justru kasus ini selalu dijadikan  issu dan jembatan serta  Black Camp untuk mendeskritkan lawan-lawan di  setiap Persidangan Sinode GPIB .

Ketika Kasus GPIB Jemaat Anugerah Bekasi mencuat ke permukaan dan mulai meresahkan  jemaat GPIB lainnya di sebabkan terjadinya Pemecatan 94 Orang Anggota  Jemaat dan 6 Anggota Prisbiter di sector Pelayanan delapan, karena menentang Kebijakan Ketua Majelis Jemaat  yang berinisial LWT  yang  pada waktu itu menolak di mutasikan oleh Majelis Sinode GPIB ke GPIB Sejahtera Surabaya.

Spontan pengikutnya di GPIB Anugerah Bekasi Protes  dan melakukan penolakan kepada Majelis Sinode di Jakarta dan secara serentak pula kelompok  mereka diluar Anugerah Bekasi yang bernama KOPASGAT  masuk dan menyatu menjadi satu kesatuan dengan koleganya yang ada di GPIB Jemaat Anugerah Bekasi dan mereka tampil membela kedepan baik itu kelompok Pendeta yang tidak tau apa-apa sama sekali dengan Persoalan GPIB Anugerah bekasi ataupun Kelompok  Emeritusnya .

Ada tiga kelompok yang selama ini membesar-besarkan kasus Anugerah  Bekasi mereka memaksakan diri bergabung , diantaranya ada Kelompok yang namanya TEMU KOLEGA  yang terdiri dari para Pendeta yang dimotori seorang Pendeta Perempuan di Mupel Bekasi yang sekarang mencalonkan diri Ketua Umum, ada Kelompok Kopasgat yang terdiri dari Presbiter-presbiter lintas Gereja di Jakarta dan terakhir ada yang namanya Kelompok 80  yang di komadoi oleh Mantan Fungsionaris Majelis Sinode dan 2 Pendeta Perempuan yang sudah emeritus yang katanya juga selama ini memimpin Jemaat selalu bermasalah.

Dan lucunya Buntut dari persoalan dan Kebijakan tersebut  kami yang dicap Kelompok pembangkan  dilarang untuk masuk beribadah di dalam gedung Gereja GPIB Anugerah Bekasi bahkan kelompok inipun melakukan Pemutusan Hubungan dengan Majelis Sinode atau Istilah Kasarnya PEMBEKUAN DIRI katanya.

Oleh karena Spoting dari mereka-mereka ini sehingga KMJ PEREMPUAN Yang di Mutasikan ke Surabaya tersebut Menolak Mutasi.

Kelompok inipun melakukan Gugatan Perdata Kepengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor Perkara . 498/Pdt.G/2018/PN.Jkt.Pst dan Menggugat Majelis Sinode GPIB , dan ada tiga  inti masalah dalam  Gugatan mereka  yaitu yang Pertama meminta Pengadilan Menerbitkan Keputusan untuk menolak Surat Keputusan Mutasi Majelis Sinode Nomor.2694/18/MS.XX/Kpts Tanggal 14 Maret 2018 yang bertentangan dengan TATA GEREJA dan menetapkan LWT sebagai sah KMJ GPIB Jemaat Anugeraha Bekasi , Kedua meminta Ganti Rugi Material Rp.70.323.00 dan in Material  Rp. 70.323.00 serta Permintaan Ke Tiga MEMINTA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT Penetapan untuk MELEMBAGAKAN  Kelompok 18 MENJADI JEMAAT YANG MANDIRI  yaitu terdiri dari orang --orang Yang menolak dan menyetujui mutasi KMJ LWT ke GPIB Sejahtera Surabaya yaitu gabungan dari  kelompok PKK ( Persekutuan Kasih Karunia) dan Komonitas Selamatkan Anugerah serta TP3B ( Tim Persiapan Penyambut Pendeta Baru ) menjadi Satu Lembaga Baru atau Jemaat Baru di bawah Gereja Protestan Indonesia di bagian Barat.

Namun Pengadilan Negeri Jakarta Pusat  menolak Gugatan tersebut dan menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak berwenang mengadili perkara tersebut oleh karena TATA GEREJA adalah merupakan Kewenangan ABSOLUT dari Organisasi Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat dan Bukan Kewenangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Kemudian yang Lucunya lagi  mereka-mereka ini kemudian  melakukan gugatan lagi Ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan Nomor Register 531/Pdt.G/2018/PN.JKT.Pst dengan Materi Gugatan baru Menolak Surat Pemecatan LWT dari Ke Pendetaan GPIB serta kedua Meminta Penetapan Pengadilan Untuk  Melembagakan GPIB ANUGERAH BEKASI 1002 menjadi Jemaat yang Mansdiri.

Kan Anehhhhhh  Kalau dulu mereka minta Kelompok 18  untuk  dimandirikan menjadi Jemaat Baru  namun sekarang Justru merekalah yang mengharapkan untuk dimandirikan oleh Pengadilan ....................................... aneh tohhhh, namun Pengadilan Jakarta Pusat menolak lagi dengan alasan Bahwa Tata Gereja GPIB adalah Kewengangan Absolute dari Organisasi Gereja GPIB .

Maka oleh karena itulah Impian Anugerah 1002 Pupus sudah di meja Peradilan Negeri Jakarta Pusat, sekarang  Perjalanan sudah memasuki Tahun yang ke Empat dalam penantian  UNTUK DI JADIKAN LEMBAGA TERSENDIRI DI BAWAH ISNTITUSI GPIB  dan yang rupahnya   mereka telah dijanjikan untuk di perjuangkan oleh Kelompok Abal-abal  dalam Persidangan Sinode GPIB 2020 Oktober 2021 di Kota Surabaya mendatang.

Mereka sudah di janjikan dan teken kontrak Salah satu calon ketua Umum yang mengajukan Visi Misi segeppok dan mungkin tebalnya visi misi itu satu meter, Calon Ketua Umum ini  sudah buat Perjanjian di bawah tangan yang Konon katanya Kalau Orang ini didukung oleh mereka  atau kelompoknya dan  jika  Ibu Pendeta  Cantik ini terpilih jadi Ketua Umum maka agenda Pertamanya Memulihkan Pendetanya kembali  menjadi Pendeta GPIB dan akan diangkat jadi KMJ Mereka dan  kedua  Akan memandirikan Kelompok 1002 menjadi Jemaat Yang mandiri, 

tapi saya pun berpikir apakah kabar ini  betul kah........????? tapi kalau lihat harapan dan semangat mereka ini  bangun Gereja di pinggir jalan Kereta diatas   Lahan PJKA mungkin saja sihhhhhhh  , malah sudah dapat sumbanganakan membeli tanah.................. moga-mogalah berhasil.

Dalam hati saya hanya bisa tertawa dan  tersenyum , apa mereka tidak mengerti bahwa Fungsionaris Majelis Sinode itu ada 11 (sebelas)  orang dan mereka tentunya tidak otoriter tapi kolektip kolegial dalam melaksanakan tugas dan jabatannya secara sinodal tapi namanya juga harapan boleh boleh sajalah bro.

Dan  Menurut  Mbak TATA GEREJA bahwa untuk membentuk jemaat baru dalam satu Pelembagaan jemaat tidak semudah yang mereka impikan itu dan Harus melalui mekanisme dan proses yang panjang serta perhitungan yang matang baik letak Geografisnya maupun masalah keuangannya dan selama ini setahu saya Jemaat GPIB di Indonesia belum pernah melahirkan anak-anak Haram yang tidak mengerti siapa ibu bapaknya , mereka selalu hadir dan lahir dalam keadaan proses normal dan terlembaga dengan baik belum ada selama ini  Pakai operasi Kaesar.

Sayapun berpikir bahwa Seandainya mereka dulu mau bersabar dan kembali mau bergabung  dengan induknya dan menyetujui Keinginan Pendeta Konsulent Bapak Jeffrey Sompotan , Pak Pendeta sudah mengingatkan dan mengusulkan  nanti setelah bergabung kemudian sama-sama melakukan penata pelayanan dan memikirkan arah tujuan pengembangan pelayanan dan tentu apa yang mereka cita-citakan menjadi Jemaat yang mandiri akan terkabul.

Tapi sayangnya pikiran mereka sudah tertutup dengan Nalar, 

Sayapun  kadang membayangkan  Masa Presbiter berjumlah 1002  bisa kalah lawan  Presbiter cuma 18 . sayapun melihat ada yang salah  dengan mereka itu.

Mungkin  Tuhan sudah tutup akan pikiran dan Nalar serta hati mereka , coba bayangkan kalau pada waktu Sidang Majelis Jemaat (SMJ) GPIB Anugerah Bekasi  atas Perintah Pengadilan Negeri  BEKASI  Nomor. 77/Pdt-G/2019/PN.Bks  mereka terima saja apa adanya , kemudian mereka bersabar tunggu 3(tiga) minggu  setelah terjadi mutasi Pendeta BENDJAMIN LOUHENAPESSY sesuai Putusan Pengadilan, kemudian bersabar tunggu Pergantian Pelaksana Harian Majelis Jemaat yang baru (PHMJ Baru) , 

cuma mereka harus sabar 3 Bulan saja Kok  ........... nah ketika Sidang Majelis Jemaat itulah  , akan dilakukan  Pemilihan PHMJ Baru ..........  Tentu Saya pikir tidak Mungkin Kelompok 1002 kalah dengan Kelompok 18, Tohhhh

Pasti yang akan terpilih adalah PHMJ yang di komandoi 1002 .

Oleh Karena itulah sayapun  bingung atau mungkin mereka  Sudah tidak punya hikmat makanya pikiran warasnya  hilang dan emosional yang berkembang ............akhirnya harus menerima keberadaan dan nasib terkatung-katung sampai sekarang, tapi mengapa motor-motor sekarang  sudah pada pindah ke Gereja lain , tinggallah yang setia pada GPIB ketakutan masuk ke Gedung Gereja beribadah karena takut di Teror oleh kelompok-kelompok mereka  sendiri.

Belum lagi Kata Oma Fice apa betul kita  1002 bisa masuk ibadah ke Gedung Gereja Anugerah Bekasi , saya katakan pada Oma Fice bisa oma dan oma tetap terdaftar selama-lamanya dan tak satupun  yang bisa mencoret kecuali oma dan kematian.

Habis kata oma ada Majelis dari 1002 selalu bilang pa oma kalau masuk ke Gedung Gereja kita Bisa di Usir sama kelompok si A, saya pun sedih melihat oma yang terbaring sakit diatas dipannya.

Padahal Oma Fice adalah Presbiter tangguh dan selama ini setia pada GPIB  hanya karena mantunya ikut sana maka dengan tak berdaya si omapun ikut terkatung katung.

Sayapun berpikir mereka-mereka ini tidak sadar dan sudah menjadi korban dan alat permainan orang-orang atau kelompok tertentu menuju Persidangan  Majelis Sinode GPIB di Surabaya.  

Taruhlah kembali saya kenang ketika suatu waktu  di awal tahun 2019 ketika  itu saya baru pulang dari pertemuan di Kantor Majelis Sinode Sebagai Kuasa HUKUM  Jemaat GPIB Anugerah Bekasi yang di  ELIMINASI.

Pertemuan tersebut  untuk membicarakan Nasib  94 Jemaat dan 6 Presbiter Kelompok penentang LWT yang telah di pecat jadi WARGA GPIB Khususnya GPIB Jemaat Anugerah Bekasi,di perjalanan sayapun menelpon Bapak Pendeta kesayangan dan Panutan saya selama ini untuk membicarakannya serta meminta petunjuknya.

Saya mencurahkan semua isi hati saya , sayapun menceriterakan bagaimana kami berdebat dengan Ketua Umum  MS tentang penyelesaian Permasalahan GPIB Anugerah Bekasi, bagaimana saya sampaikan bahwa Masa  ada Seorang Majelis Jemaat diangkat  di GPIB Anugerah Bekasi karena Tukar Guling dengan suaminya dimana suaminya di berhentikan karena  Peminum dan tidak disukai KMJ terus yang gantikan istrinya yang tidak terpilih jadi Presbiter  , terus   saya berceritera tentang bagaimana ada Calon Majelis Jemaat yang diangkat dengan terpaksa  Hanya karena mendukung dan simpatisan Kelompok 1002 padahal Cuma dipilih hanya dua orang jemaat saja bahkan  Saya juga melapor dan membicarakan bagaimana Nasib Jemaat-jemaat yang tidak di perbolehkan masuk dalam Gedung Gereja untuk beribadah.

Jawaban Kawan Pendeta  pada saat itu sangat masuk diakal saya, dia menasehati kalau Tuhan selalu punya cara untuk menyelesaian pergumulan didalam gerejanya, Gereja ini punya dia dan serahkan semua pada Kepala Gereja.

Gereja Anugerah Bekasi milik Tuhan Yesus jadi jangan paksakan diri, kalau kita sudah melakukan upaya dan dengan cara dengan baik , kita berdoa dan minta ketulusan hati kita pasti Tuhan Kabulkan.

Dan pada waktu itu sayapun sempat menanyakan sambil berkelakar pada beliau tentang  berapa sih selisih suara sampai kok bisah beliau kalah dalam pemilihan Fungsionaris di Balikpapan......?????

Kelihatan  rasa kecewa besar terpancar di wajah sahabat saya tersebut , dengan lembut dia menyesalkan dan persalahkan Panitia pemilihan dan salah satu ketua di MS XIX   karena menurut dia bahwa pesaingnya yang terpilih di anggap tidak memenehi syarat terutama sangat mudah bahkan ia mengatakan bla.....bla......bla..............

Akupun terharu mendengar ceriteranya , akupun juga tunduk sedih ikut menelan kesedihan yang terpancar di wajahnya karena akupun termasuk dari sekian banyak orang yang juga berharap agar dia dapat terpilih Jadi Ketua Umum atau paling tidak  salah satu Ketualah , bahkan  pada waktu itu  untuk bisa dia terpilih sayapun  berusaha menemui dan mendapatkan dukungan untuk dia dari salah satu tokoh Kristen berpengaruh di GPIB beliau bergelar Prof yang kebetulan menjadi Rektor di Universitas Kristen di Kota Salah Tiga.

Sebenarnya saya sangat Hormat dan jadikan Panutan saya selama ini Pada Kawan Pendetaku ini  bahkan saya sendiri menganggap dia Guru saya karena dia Keras dan kuat serta punya pikiran yang baik tentang masa depan GPIB.

Namun hubungan kamipun renggang karena kami berbedah Visi dan misi dalam penyelesaian GPIB Anugerah Bekasi.

Ucapan dan pikiran serta Perilakunya berbedah berbanding terbalik saat memasuki Tahun-Tahun Pergumulan pemilihan Fungsionaris Majelis Sinode ke XXI di Surabaya ini.

Sayapun Berpikir Mengapa dia Sangat Benci dan Dendam Kepada Ketua Satu Majelis sinode saat ini, dia berteriak bahwa Majelis Sinode GPIB XX Gagal dia pun Masuk berteriak dan campanye dalam Group WA Pendeta  GPIB , beliaupun berkampanye bahwa  GPIB jemaat  Anugerah 1002 Bekasi  akan melakukan Vasin.............?????? 

Sayapun tersenyum tersipu ketika salah satu Ibu Pendeta menyampaikan pada saya . sayapun berpikir  bukankah itu akan menjadi bahan tertawaan Para Pendeta dalam Group WA Pendeta tersebut mana ada Jemaat GPIB Anugerah 1002 Bekasi , bahkan ada seorang Pendeta menelpon saya dari Ujung Barat Indonesia menyatakan bahwa tidak pernah ada Pentabisan  Gereja GPIB yang namanya  jemaat GPIB Anugerah 1002 Bekasi .

Mengapa Pendeta ini tidak Pernah berteriak Sudah berapa Banyak Jemaat bahkan orang beragama lain di Layani oleh Majelis Sinode GPIB  dalam Hal Vaksinasi semua di bawah Pimpinan Ketua Satu Majelis Sinode yang bernama Pendeta Marthen Leiwakabessy.

Sudah Puluhan ribu orang terlayani oleh Vaksi GPIB , Mulai dari Kaum Lanjut Usia dan menjalar ke Pesantren pesantren anak-anak yang ada di Bogor, kemudian menjalar di berbagai penjuru lainnya Semua dilakukan dengan Ketulusan hati oleh Ketua 1(satu) Majelis Sinode GPIB yang bernama Pendeta Marthen Leiwakabessy.

Kok tak satupun yang Pendeta ini  Postingkan atau sebarkan  atau kabar gembira ini di dalam Group WA pendeta-Pendeta  seperti yang dia lakukan dan pamerkan  untuk Vaksinasi GPIB Anugerah 1002 itu.

Dan akhirnya sayapun berpikir bahwa betapa lama rasa sakit hati dalam diri saya yang saya pendam selama ini ketika saya kalah terhormat di Balikpapan , Sayapun bertanya pada diri saya apakah saya belum selesai dengan diri saya ini ketika saya kalah dalam konstentan di Kota Balikpapan.............???????

Sayapun berpikir  bergumul dan bertanya pada diri saya bahwa ada peluangkah di Surabaya , sehingga saya harus menghancurkan pesaing saya dulu di Balikpapan ............ apakah saya harus menghancurkan dengan cara tidak terhormat .........????? Padahal saya ini pendeta ..................dimanakah kata DAN AMPUNILAH SEGAKA KESALAHAN KAMI SEPERTI KAMI SUDAH MENGAMPUNI ORANG YANG BERSALAH KEPADA KAMI...........................dimanakah KATA 70X7x7x..................................

Dan akhirnya sayapun berkata "Jolma na burju marroha ima jolma na maila pambahenan dang songon nadidokna."

Ketika pada awal beliau membentuk yang namanya TIM.18 saya sangat respek dan antusiasi karena mungkin inilah jalan untuk kami jadikan dia dan Kelompoknya sebagai mediator dalam kasus Permasalahan GPIB Anugerah Bekasi namun sayangnya ketika kita melakukan Pertemuan pertama kalinya saja , Kami dibohongi oleh TIM.18 dan bahkan yang hadir pada waktu itu ada 4 (empat) pendeta Emeritus yang ternyata saya lihat Track rekornya menyedihkan dan hanya satu yang kami anggap memenuhi syarat , karena yang lainnya mempunyai masa kelam dalam jemaat yang kami ragukan.

Disamping itu mereka-mereka  yang menamakan diri TIM 18  dan yang aktip sangat jago memutar balikkan fakta-fakta yang sebenarnya dan pandai menyebar issu yang tidak bertanggung jawab, bahkan yang kami sayangkan ada pula salah satu pendeta Perempuan dan Pendukung 1002 yang duduk jadi salah satu ketua di Mupel Bekasi memperlakukan kami seakan-akan kami bukan jemaat GPIB bahkan peraturan dan Arahan Majelis Sinodepun dia Lawan bahkan selalu bertentangan dengan kebijakan Majelis Sinode dalam menyikapi masalah Anugerah Bekasi bahkan anak-anak Pemuda kami di deskreditkan dalam efen-efen pertemuan termasuk ibu-ibu Pelkat PKP kami di perlakukan menurut saya sangat menyedihkan karena beliau berkepihakan dengan terang benderang dengan koleganya Mantan KMJ Kami  yang di berhentikan itu padahal beliau ini seorang Pendeta.

Bahkan ketika rapat Mupel Pendeta mantan KMJ kamipun di Ikutkan tapi ditaruh dikamar lain dan lewat telpon menyetir mereka-mereka yang rapat, pengalaman itu sangat menyedihkan dan takkan pernah terlupakan.

Ternyata  perlakuannya kepada kami selama ini terjawab Sudah Ke PERMUKAAN bahwa si IBU Pendeta ini  terselib maksud  Lain dan tujuan Lain karena ternya dia Mau Menjadi Ketua Umum Majelis Sinode GPIB paling tidak menjadi salah satu Fungsionaris GPIB di Persidangan Surabaya Akhir Oktober Mendatang ini.

Kami sih tidak menghalangi Tujuan Mulianya Tapi Kamipun Sadar bahwa selama ini kami tidak punya ikatan emosional orang-orang petinggi di Majelis Sinode ataupun mantan petinggi di Majelis Sinode Seperti Kelompok 1002 yang mana dalam kelompok ini juga ada Hadir Mantan Sekretaris selama 3(tiga) Periode maka tentu harapan si Ibu Pendeta Mudah ini   yang akan mau maju  jadi Fungsionaris Majelis Sinode ini akan Punya Harapan bahwa mantan Sekum ini masih banyak kolega dan pengikutnya  oleh karena itulah kami di perlakukan selama ini seperti domba-domba  kehilangan gembalanya  oleh Ibu Pendeta Calon Ketua Umum ini.

Memang kami mengerti bahwa  Ibu  Pendeta ini  membutuhkan Kelompok Suami dari pendeta yang di berhentikan ini dan Suaminya pernah bekuasa katanya kurang lebih 3 ( tiga ) Periode di Medan Merdeka Timur sana dan tidak seperti kami yang tidak punya apa-apa kami hanya jemaat biasa-biasa

Kami hanya Punya Bapak  Pendeta BENDJAMIN LOUHENAPESSY  yang PERNAH di KUCILKAN selama 11 (sebelas) Tahun di Jemaat kecil di Pelosok Lampung sana, Pendeta Benyamin Louhena Pessy yang sudah Kebal di Perlakukan dengan diskriminalisasi , sudah tiga surat Mutasi di sobek untuk mencederai dia dan membuat dia Sakit, Coba tanyakan Salah satu Penasehat Majelis Sinode saat ini apa yang koleganya di Majelis Sinode dulu Perlakukan terhadap Pendeta Bendjamin Louhenapessy.

Apakah dia Mengemis Jabatan.............??????? 

apakah dia Sakit hati.....................??????   

tidaklah  saudaraku dia tidak pernah mengemis atau memohon minta-minta mutasi atau belas kasihan dari Majelis Sinode . dia hanya Seorang Pendeta yang muda bersahaja dan rendah hati bukan rendah diri  dari seorang PENDETA  dia  juga berani Tampil beda dari pendeta lainnya, dia berani berjalan masuk Pengadilan dengan kesendiriannya tanpa di Topang Kekuatan Majelis Sinode untuk melawan kelompok kebatilan , dia berani di hina dan di turunkan dari mimbar tapi dia tetap tegar.

Pendeta Benyamin tidak punya kelompok dalam GPIB biarlah pendeta Muda  CHARLES J MANUPUTTY   yang juga pernah menyaksikan  dan Punya Ceritera tersendiri bagaimana perlakuan dan sikap Ganas Kelompok 1002 ini  terhadap seorang Pendeta bernama BENDJAMIN LOUHENAPESSY  ketika akan naik mimbar namun pendeta Chaerlypun sebagai pengganti juga mereka Tolak dan akhirnya mereka mengusir Jemaat yang akan ibadah keluar dari Gedung Gereja.

Dan ketika Pendeta Bendjamin Louhenapessy  di Mutasikan ke GPIB SEJAHTERA  JAKARTA diapun tidak pernah menolak dan hanya berpikir apa yang baik saya lakukan di tempat baru dan diapun tidak pernah mengemis Jabatan bahwa saya mau di tempatkan di Gereja A atau Gereja B,  sebagaimana Tawaran Majelis Sinode tapi dia tetap berjalan sebagaimana Tuhan tunjukkan bagi dia  sebagai Hamba Tuhan yang setia Hanya untuk Melayani Tuannya.

Ketika saya tanyakan Resepnya apa  dan Rahasianya  apa ........... dengan senyum has dia berkata SAYA MEMAHAMI NAMANYA THEOLOGI PENDERITAAN menjadi SUKA CITA

Tertimah kasih Tuhan , Engaku sungguh baik Engakau tidak pernah Buta............ Tuhan selalu maha Kasih  dia pernah menghadirkan Pendeta yang baik dan bersahaja di GPIB Anugerah Bekasi ini , didalam masa-masa  Pergumulan  Gereja GPIB ANUGERAH BEKASI dia pernah Hadirkan orang bernama  Pendeta BENDJAMIN LOUHENAPESSY .

Selanjutnya  dimasah Pemulihan  Tuhan juga Hadirkan Pendeta MARTHEN LEIWEKABESSY dan Pendeta Konsulen JEFFREY SOMPOTAN dan kini dimasa Pembangunan Fisik dan Rohani Tuhan  Telah memilih dan Menghadirkan Pendeta OEKE HATTU .

Selamat Hari Minggu Selamat Beribadah Salam sayang dari Kami Jemaat GPIB Anugerah Bekasi.

Kami Tetap menunggumu Hai Saudaraku yang masih menamakan diri Jemaat Anugerah 1002. kapan kamu kembali dan peluk sayang dari kami di  GPIB  Jemaat Anugerah Bekasi yang ada di Perum PDK Lambangsari Kecamatan Tambun Selatan Bekasi. 

Bagai sang bapak menunggu anaknya siang malam

    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun