Bahkan ketika rapat Mupel Pendeta mantan KMJ kamipun di Ikutkan tapi ditaruh dikamar lain dan lewat telpon menyetir mereka-mereka yang rapat, pengalaman itu sangat menyedihkan dan takkan pernah terlupakan.
Ternyata  perlakuannya kepada kami selama ini terjawab Sudah Ke PERMUKAAN bahwa si IBU Pendeta ini  terselib maksud  Lain dan tujuan Lain karena ternya dia Mau Menjadi Ketua Umum Majelis Sinode GPIB paling tidak menjadi salah satu Fungsionaris GPIB di Persidangan Surabaya Akhir Oktober Mendatang ini.
Kami sih tidak menghalangi Tujuan Mulianya Tapi Kamipun Sadar bahwa selama ini kami tidak punya ikatan emosional orang-orang petinggi di Majelis Sinode ataupun mantan petinggi di Majelis Sinode Seperti Kelompok 1002 yang mana dalam kelompok ini juga ada Hadir Mantan Sekretaris selama 3(tiga) Periode maka tentu harapan si Ibu Pendeta Mudah ini  yang akan mau maju  jadi Fungsionaris Majelis Sinode ini akan Punya Harapan bahwa mantan Sekum ini masih banyak kolega dan pengikutnya  oleh karena itulah kami di perlakukan selama ini seperti domba-domba  kehilangan gembalanya  oleh Ibu Pendeta Calon Ketua Umum ini.
Memang kami mengerti bahwa  Ibu  Pendeta ini  membutuhkan Kelompok Suami dari pendeta yang di berhentikan ini dan Suaminya pernah bekuasa katanya kurang lebih 3 ( tiga ) Periode di Medan Merdeka Timur sana dan tidak seperti kami yang tidak punya apa-apa kami hanya jemaat biasa-biasa
Kami hanya Punya Bapak  Pendeta BENDJAMIN LOUHENAPESSY  yang PERNAH di KUCILKAN selama 11 (sebelas) Tahun di Jemaat kecil di Pelosok Lampung sana, Pendeta Benyamin Louhena Pessy yang sudah Kebal di Perlakukan dengan diskriminalisasi , sudah tiga surat Mutasi di sobek untuk mencederai dia dan membuat dia Sakit, Coba tanyakan Salah satu Penasehat Majelis Sinode saat ini apa yang koleganya di Majelis Sinode dulu Perlakukan terhadap Pendeta Bendjamin Louhenapessy.
Apakah dia Mengemis Jabatan.............???????Â
apakah dia Sakit hati.....................?????? Â Â
tidaklah  saudaraku dia tidak pernah mengemis atau memohon minta-minta mutasi atau belas kasihan dari Majelis Sinode . dia hanya Seorang Pendeta yang muda bersahaja dan rendah hati bukan rendah diri  dari seorang PENDETA  dia  juga berani Tampil beda dari pendeta lainnya, dia berani berjalan masuk Pengadilan dengan kesendiriannya tanpa di Topang Kekuatan Majelis Sinode untuk melawan kelompok kebatilan , dia berani di hina dan di turunkan dari mimbar tapi dia tetap tegar.
Pendeta Benyamin tidak punya kelompok dalam GPIB biarlah pendeta Muda  CHARLES J MANUPUTTY  yang juga pernah menyaksikan  dan Punya Ceritera tersendiri bagaimana perlakuan dan sikap Ganas Kelompok 1002 ini  terhadap seorang Pendeta bernama BENDJAMIN LOUHENAPESSY  ketika akan naik mimbar namun pendeta Chaerlypun sebagai pengganti juga mereka Tolak dan akhirnya mereka mengusir Jemaat yang akan ibadah keluar dari Gedung Gereja.
Dan ketika Pendeta Bendjamin Louhenapessy  di Mutasikan ke GPIB SEJAHTERA  JAKARTA diapun tidak pernah menolak dan hanya berpikir apa yang baik saya lakukan di tempat baru dan diapun tidak pernah mengemis Jabatan bahwa saya mau di tempatkan di Gereja A atau Gereja B,  sebagaimana Tawaran Majelis Sinode tapi dia tetap berjalan sebagaimana Tuhan tunjukkan bagi dia  sebagai Hamba Tuhan yang setia Hanya untuk Melayani Tuannya.
Ketika saya tanyakan Resepnya apa  dan Rahasianya  apa ........... dengan senyum has dia berkata SAYA MEMAHAMI NAMANYA THEOLOGI PENDERITAAN menjadi SUKA CITA