"Aku memiliki orang lain. Aku mencintai orang lain..."
Ia meneruskan.
Aku menutup telingaku dengan kedua tanganku. Aku sungguh-sungguh tak ingin mendengar!
"Kita akhiri pernikahan kita. Dan kita cerai"
Tapi aku masih mendengar kata-katanya.
Ia ingin cerai.
Apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku katakan? Aku tak mau berpisah darinya. Aku tak mau berpisah dengannya.
Aku membuka telingaku.
"Tak kan ada perceraian"
Kataku.
"Tak akan ada perpisahan"
Sambungku.
"Pergilah ke manapun hati membawamu. Pergilah bersama orang yang kamu cintai. Kita tak akan berpisah. Kita tak akan bercerai".
Kataku.
"Pulanglah seminggu sekali. Tidak-tidak. Sebulan sekali sudah cukup. Bisa kan?"
Aku memohon.Â
"Hanya menemani aku makan malam. Tiap akhir bulan. Aku akan memasak makanan kesukaanmu. Aku tetap mencintaimu. Bahkan hingga detik ini. Dan mungkin sampai kematianku nanti".
Sambungku.
"Kamu mau pergi malam ini kan? Aku akan bantu kamu membereskan barang-barangmu. Bajumu. Semuanya. Kamu orang yang teledor. Tidak teliti. Aku khawatir akan banyak hal penting yang tertinggal".